Kardiologi | Universitas Udayana
Tim Doktercares
Selasa, 7 Oktober 2025 pukul 14.55
Bagi para dokter yang bersemangat untuk mendalami bidang kardiovaskular, Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Kardiologi di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana (Unud), Bali, merupakan salah satu pilihan institusi pendidikan yang patut dipertimbangkan. Langkah pertama untuk mewujudkan cita-cita ini adalah mendaftarkan diri dan mengikuti seleksi yang ketat.
Seluruh informasi administrasi detail dapat diakses melalui website resmi program studi di https://kardiologi.unud.ac.id/. Perlu diingat, Universitas Udayana telah menerapkan sistem pendaftaran dan pengumpulan berkas secara online sepenuhnya, yang berarti tidak ada lagi proses pengumpulan dokumen fisik atau cetak pada tahap awal ini.
Persyaratan pendaftar terbagi menjadi syarat umum dan syarat khusus yang wajib dipenuhi. Syarat Umum meliputi persiapan berkas standar seperti Curriculum Vitae (CV) terbaru, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), foto/scan KTP, dan foto diri dengan latar belakang berwarna merah. Selain itu, pendaftar harus memiliki Sertifikat ACLS (Advanced Cardiovascular Life Support) yang masih berlaku dan Rekomendasi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Setempat.
Sementara itu, Syarat Khusus mencakup beberapa ketentuan krusial yang akan diverifikasi secara teliti oleh Bagian Program Studi Kardiologi. Batasan usia yang ditetapkan cukup spesifik, yaitu maksimal 35 tahun untuk Dokter Umum, kurang dari 40 tahun untuk Dokter TNI/Polri/BUMN, dan kurang dari 45 tahun bagi Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD).
Pendaftar juga harus memiliki IPK di atas 3,10, berlaku bagi lulusan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, serta Sertifikat TOEFL dengan skor minimal 525. Persyaratan khusus lainnya yang menunjukkan kompetensi spesifik di bidang jantung adalah kepemilikan Sertifikat Pelatihan ACLS dan Sertifikat Pelatihan EKG (Elektrokardiogram) yang keduanya harus diterbitkan oleh PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) dan masih berlaku.
Persyaratan ini juga diperkuat dengan kebutuhan surat-surat rekomendasi penting, termasuk dari PERKI Cabang Setempat dan Surat Rekomendasi untuk Bekerja Kembali dari rumah sakit atau instansi tempat bekerja. Pendaftar juga perlu mencatat bahwa kesempatan untuk mendaftar pada Program Studi Kardiologi FK Unud dibatasi maksimal tiga kali.
Proses seleksi penerimaan terbagi menjadi tiga tahapan yang saling berkesinambungan. Tahap 1 adalah Seleksi Administrasi. Ini adalah tahap verifikasi berkas online yang telah diunggah. Karena proses verifikasi memerlukan waktu beberapa hari, sangat disarankan bagi calon peserta untuk menyiapkan dan mengunggah semua berkas jauh sebelum batas waktu yang ditentukan.
Tim Administrasi akan memproses dan memverifikasi kelengkapan dokumen. Jika terdapat berkas yang kurang lengkap, peserta akan dihubungi melalui nomor telepon yang tertera pada berkas pendaftaran. Oleh karena itu, memastikan ponsel atau nomor WhatsApp aktif adalah hal penting selama proses ini. Setelah semua berkas terverifikasi, pengumuman kelulusan Tahap 1 akan dirilis.
Peserta yang berhasil lolos administrasi akan melanjutkan ke Tahap 2, yaitu Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) dan Tes Kesehatan. Kedua tes ini dilaksanakan secara terpusat di Rumah Sakit Universitas Udayana di Jimbaran, Bali, dengan perkiraan biaya kurang lebih Rp 1,6 juta. Tes Kesehatan yang komprehensif mencakup berbagai pemeriksaan mulai dari foto toraks, cek urin, pengambilan darah, EKG, pemeriksaan THT, hingga Tes Mata. Hasil dari rangkaian tes ini menjadi penentu kelulusan peserta untuk melaju ke tahap seleksi akhir.
Tahap 3 merupakan puncak dari proses seleksi, yang terdiri dari serangkaian tes akademik dan wawancara. Tes TPA (Tes Potensi Akademik) dan Tes Bahasa Inggris diselenggarakan oleh Panitia Seleksi Universitas Udayana. Tes Bahasa Inggris berfungsi sebagai konfirmasi terhadap skor TOEFL yang dilampirkan, mencakup aspek grammar, reading, dan kemampuan membuat kesimpulan dari teks.
Bagian yang paling menantang adalah Tes Tulis Teori Bidang Kardiologi dan Tes Wawancara, yang diselenggarakan oleh Panitia Seleksi Program Studi Kardiologi. Tes tulis teori terdiri dari 100 soal pilihan ganda (dengan 5 opsi jawaban) yang seluruhnya menggunakan Bahasa Inggris. Soal-soal ini mayoritas berupa soal pendek dan simpel, namun mengangkat materi kardiologi terkini, dengan tingkat kesulitan yang cenderung menyerupai soal Ujian Board.
Karena materi soal selalu berubah mengikuti perkembangan ilmu, peserta disarankan untuk aktif mengikuti simposium dan membaca jurnal-jurnal terbaru. Beberapa buku panduan yang sangat direkomendasikan untuk dipelajari adalah Heart Disease - A Textbook of Cardiovascular Medicine (Braunwald), serta Guideline dari ESC (European Society of Cardiology) dan AHA (American Heart Association).
Tahap terakhir yang sangat menentukan adalah Tes Wawancara. Peserta akan diundang ke dalam Grup WhatsApp oleh Panitia Seleksi beberapa hari sebelumnya untuk mendapatkan informasi detail terkait jadwal dan nomor urut wawancara.
Dalam tes ini, peserta akan berhadapan dengan minimal 7 orang Tim Penguji yang merupakan gabungan profesor, supervisor senior, supervisor purnabakti, Ketua PERKI, Ketua Program Studi Kardiologi, dan staf lainnya.
Menariknya, pertanyaan yang diajukan bukan tentang materi kardiologi, melainkan berfokus pada diri pendaftar; mencakup riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, alasan kuat memilih bidang kardiologi, alasan memilih FK Unud, asal pembiayaan studi PPDS, hingga apakah pernah mendaftar ke program studi lain.
Poin terpenting dalam menghadapi wawancara ini adalah kejujuran. Tim Penguji akan menguji konsistensi jawaban dengan mengulang pertanyaan yang sama beberapa kali. Berbohong akan mudah terdeteksi karena inkonsistensi jawaban.
Selain itu, menjelang Tes Wawancara, peserta akan diminta mengumpulkan beberapa berkas etak tambahan yang harus dikumpulkan dalam satu map. Berkas-berkas ini bersifat penunjang, seperti Surat Rekomendasi Tambahan (dari kepala daerah, spesialis kardiologi, atau pimpinan rumah sakit), berkas Penelitian Ilmiah terkait kardiologi, Karya Ilmiah atau Publikasi Ilmiah yang pernah ditulis, Penghargaan di bidang medis, dan bukti keikutsertaan dalam Kegiatan Sosial.
Meskipun tidak wajib, kepemilikan berkas-berkas ini sangat dianjurkan karena menunjukkan ketertarikan dan track record yang baik di bidang medis. Namun, satu berkas yang paling krusial adalah Surat Rekomendasi untuk Bekerja Kembali; Tim Penguji kerap menanyakan hal ini berulang kali untuk memastikan masa depan profesional peserta pasca-PPDS, serta mendukung program pemerataan dokter spesialis di berbagai daerah di Indonesia. Memiliki surat ini jelas merupakan nilai plus.
Seluruh penantian panjang proses seleksi ini akan berakhir dengan pengumuman kelulusan yang dirilis kurang lebih dua minggu setelah Tes Wawancara di laman website resmi Universitas Udayana.
Proses menjadi dokter spesialis, terutama kardiologi, memang menuntut persiapan maksimal dan dedikasi tinggi. Terkadang, hasil yang didapatkan mungkin belum sesuai harapan. Namun, penting untuk membuang jauh-jauh pikiran yang membandingkan diri dengan orang lain. Kegagalan harus dijadikan pelajaran untuk berusaha lebih keras, sebab, seperti pepatah bijak Sayyidina Ali Bin Abi Thalib: “Apapun yang akan menjadi takdirmu, kelak akan mencari jalannya untuk menemukanmu.” Teruslah berjuang demi cita-cita tersebut.
DokterCares
Persiapan PPDS
Ujian Board
Smart Toefl dan TPA
Kelas Beasiswa