Kardiologi | Universitas Hasanuddin
Tim Doktercares
Senin, 22 September 2025 pukul 21.40
Dalam dunia kedokteran, mencapai program spesialis adalah sebuah impian, dan Program Pendidikan Kardiologi Fakultas Kedokteran di Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi salah satu tujuan paling diidamkan. Namun, jalan menuju sana tidaklah mudah.
Artikel ini mengupas setiap tahapan seleksi, memberikan panduan berharga mulai dari pendaftaran hingga tips personal yang bisa menjadi kunci keberhasilan.
Proses pendaftaran di Unhas kini dapat dilakukan secara daring. Berkas pendaftaran cukup dikirimkan secara online, sebuah kemudahan yang mengurangi birokrasi dan waktu. Meskipun demikian, tes kesehatan dan wawancara tetap harus dilakukan secara tatap muka di Makassar.
Adapun Syarat Pendaftaran dapat dilihat pada halaman website PPDS Universitas Hasanudin: http://ppds.med.unhas.ac.id.
Berdasarkan informasi, biaya studi PPDS Kardiologi FK Unhas tidak dikenakan Dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI), hanya dikenakan Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) sebesar Rp10 juta per semester. Tentunya besaran nominal tersebut akan mengalami penyesuaian tiap tahunnya, tergantung dari kebijakan universitas.
Kemudian, dalam penerimaan peserta didik, PPDS Kardiologi FK Unhas tidak memprioritaskan pendaftar yang berasal dari lulusan universitas negeri tertentu. Semua pendaftar, baik dari lulusan universitas negeri maupun swasta mendapat kesempatan yang sama.
Ujian Kepribadian pada seleksi masuk PPDS Kardiologi FK Unhas dilaksanakan menggunakan Multiphasic Minnesota Personality Inventory (MMPI).
Pada ujian bahasa Inggris, metode yang digunakan serupa dengan TOEFL, namun tanpa soal listening. Syarat skor yang harus dicapai adalah 500.
Tahapan seleksi pertama setelah pendaftaran adalah Ujian Tulis, yang terdiri dari sekitar 100 soal pilihan ganda. Soal-soal ini sebagian besar disajikan dalam bahasa Inggris, menuntut penguasaan terminologi medis yang kuat. Jenis soal yang diujikan, sebagian besar merupakan soal – soal pendek, dan sisanya berupa kasus tertentu.
Materi ujian berfokus pada dasar-dasar patofisiologi penyakit jantung, yang bisa ditemukan di buku-buku referensi kardiologi terkemuka seperti buku Pathophysiology of Heart Disease karya Leonard S. Lilly. Ini menunjukkan bahwa penguji mencari calon peserta yang memiliki fondasi pengetahuan yang kokoh dan komitmen untuk belajar secara mendalam.
Penting untuk mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku kardiologi secara mendalam, tidak hanya sekedar membaca ringkasan. Buku Pathophysiology of Heart Disease karya Leonard S. Lilly tersebut menjadi referensi utama yang bisa menjadi kunci sukses untuk menjawab soal-soal dalam Ujian Tulis.
Wawancara adalah salah satu tahapan paling menantang. Wawancara diuji oleh beberapa penguji sekaligus, sebuah format yang menguji mental dan kemampuan beradaptasi. Teknis Ujian Wawancara, kita memasuki sebuah ruangan, seperti sebuah ruangan pertemuan. Kita berdiri di atas mimbar dan di depan kita duduk para Supervisor Tim Penguji Ujian Wawancara.
Hal terpenting dalam wawancara adalah bersikap rendah hati. Sikap ini menunjukkan etika dan kesiapan untuk menjadi bagian dari tim yang kolaboratif. Tim Penguji bisa saja melihat sikap sombong sebagai indikasi sulitnya bekerja sama.
Pertanyaan dalam Ujian Wawancara tidak memiliki patokan khusus dan dapat bervariasi tergantung pada Tim Penguji. Selain tentang teori kardiologi, kemungkinan pertanyaan yang diajukan adalah pengalaman tentang kasus kardiologi selama bekerja. Jika kita menjelaskan tentang kasus tersebut, Tim Penguji akan bertanya tentang apa yang dilakukan, apa yang didapatkan, bagaimana tata laksana penanganan pasien, dan pertanyaan lanjutan lainnya. Pertanyaannya yang diajukan tersebut tidak terlalu mendalam, hanya sebatas teori dasar saja.
Dalam menjawab pertanyaan yang bersifat teori kardiologi, sebaiknya kita jawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang tidak terlalu detail. Jika penguasaan ilmu kardiologi tidak terlalu baik, kita akan mengalami kesulitan saat Tim Penguji memberi pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang semakin spesifik. Kita juga disarankan untuk bersikap jujur saat ujian wawancara. Jika kita mendapatkan pertanyaan yang tidak kita ketahui jawabannya, lebih baik untuk jujur dan mengatakan kita belum tahu. Itu jauh lebih baik daripada mengarang jawaban yang justru bisa memengaruhi nilai seleksi kita.
Aspek lain yang sangat ditekankan adalah surat rekomendasi. Surat ini memiliki nilai tambah yang sangat signifikan, terutama jika berasal dari pihak yang berwenang seperti kepala daerah atau Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) setempat.
Surat dari PERKI, khususnya, menunjukkan dukungan dari komunitas profesional dan dapat memperkuat posisi calon peserta. Selain faktor-faktor di atas, surat rekomendasi dari peserta yang berasal dari daerah yang belum memiliki dokter spesialis kardiologi juga berperan signifikan. Daerah tersebut tentunya sangat membutuhkan dokter spesialis kardiologi dan berkaitan dengan pemerataan jumlah dokter spesialis kardiologi di Indonesia.
Surat Rekomendasi ini juga berfungsi untuk memastikan apakah kita memiliki tempat kembali bekerja. Hal ini karena ada beberapa kejadian, seorang residen PPDS mendapat surat rekomendasi dari daerah tertentu, namun setelah lulus yang bersangkutan tidak bekerja kembali ke daerah di mana dia mendapatkan rekomendasi. Tentu jika hal ini terus terjadi, akan berpengaruh pada pemerataan jumlah dokter spesialis kardiologi di Indonesia.
Selain itu, sertifikat penunjang seperti EKG dasar dan ACLS juga sangat membantu. Meskipun tidak ada tanggal kedaluwarsa yang ketat, kepemilikan sertifikat ini menunjukkan kompetensi dasar yang diperlukan dan komitmen untuk terus meningkatkan keterampilan.
Beberapa tips praktis sekaligus informasi yang bisa menjadi pembeda:
Sebagai penutup, perjalanan menuju Program Pendidikan Spesialis Kardiologi di Unhas adalah sebuah tantangan yang menuntut persiapan matang, baik dari segi akademis maupun mental. Artikel ini telah merangkum panduan esensial yang mencakup seluruh tahapan seleksi, mulai dari persyaratan administrasi hingga tips praktis saat wawancara. Dengan memahami setiap aspek, calon dokter dapat mempersiapkan diri secara lebih efektif dan meningkatkan peluang mereka untuk berhasil menggapai impian menjadi seorang Dokter Spesialis Kardiologi.
DokterCares
Persiapan PPDS
Ujian Board
Smart Toefl dan TPA
Kelas Beasiswa