Sharing PPDS Interna Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah

21 May 2025 • Interna Universitas Diponegoro

Sharing PPDS Interna Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, untuk bisa lulus dalam sebuah ujian seleksi, yang dibutuhkan bukan hanya belajar, tapi juga hal - hal mendalam lain yang berkaitan dengan ujian seleksi tersebut. Hal - hal lain tersebut itulah yang ingin dibagikan pada artikel berikut.

Ada berbagai macam profesi yang bisa ditekuni oleh seseorang. Salah satu profesi yang bisa menjadi pilihan adalah menjadi dokter. Tentu untuk menjadi seorang dokter, kita harus menempuh pendidikan khusus di bidang kedokteran. 

Tentunya pendidikan kedokteran tersebut ada beberapa tahap, dari tahap awal atau sarjana, sampai tahap selanjutnya. Jika sudah bisa lulus dari pendidikan tahap awal, kita akan secara resmi menyandang status sebagai dokter umum.

Jika kita sudah menjadi dokter umum dan ingin melanjutkan karir di bidang medis, paling tidak ada tiga pilihan yang bisa dipertimbangkan, yaitu menjadi klinisi, praktisi manajerial di bidang medis (dengan studi S2 dan mengajar), atau menjadi dokter spesialis.  

Dari ketiga pilihan karir tersebut, salah satu yang bisa kita pilih adalah menjadi dokter spesialis, yang tentunya membutuhkan pendidikan lanjutan khusus, atau dikenal dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). 

Namun ada beberapa hal yang perlu kita siapkan jauh - jauh hari sebelum menempuh atau mendaftar studi PPDS. Yang perlu kita siapkan, pertama, memilih bidang yang akan kita tekuni saat PPDS. Ini bisa kita lakukan saat menjalani pendidikan internship.  

Selama bekerja saat internship, kita mulai memperhatikan minat kita terhadap bidang - bidang dokter spesialis. Bidang - bidang tersebut adalah obgyn, bedah, anak, atau penyakit dalam. 

Secara perlahan kita memilih salah satu dari keempat bidang tersebut untuk kita tekuni dalam studi PPDS.

Setelah kita sudah menentukan pilihan bidang yang akan kita dalami, langkah selanjutnya adalah kita mencari informasi mengenai kapan pendaftaran PPDS dibuka dan syarat - syarat yang harus dipenuhi. 

Informasi tersebut bisa kita temukan pada halaman website universitas yang akan kita tuju. Paling tidak, yang harus kita penuhi di tahap awal ini adalah syarat - syarat administrasi. 

Setelah pendidikan internship selesai kita jalani, tentu langkah kita selanjutnya sebagai dokter adalah bekerja, baik bekerja di rumah sakit maupun selain rumah sakit (jika seorang dokter bekerja di rumah sakit dan bermaksud untuk mengikuti pendaftaran PPDS, maka yang bersangkutan akan mendapat nilai atau poin lebih dibandingkan jika tidak bekerja di rumah sakit. Kampus yang menerapkan hal ini, misalnya Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang).

Jika kita bekerja di rumah sakit, paling tidak ada beberapa kelebihan dalam hal pembelajaran materi kedokteran spesialis Kita ambil contoh misalnya terkait penyakit dalam. Kelebihan pertama, kita bisa bekerja bersama dengan dokter spesialis penyakit dalam yang ada di rumah sakit tersebut. 

Bidang penyakit dalam merupakan bidang yang sangat luas, dan bukan tidak mungkin kita mengalami kesulitan untuk menguasai materi penyakit dalam jika hanya belajar dari buku teks. 

Dengan kita bekerja bersama dokter spesialis di rumah sakit, kita bisa melakukan diskusi tentang kasus - kasus yang terjadi pada pasien di rumah sakit, untuk  kemudian kita perdalam lagi dengan membaca buku. 

Kelebihan kedua, jika rumah sakit kita menerima dokter koas, kita juga bisa mengajak dokter - dokter koas tersebut berdiskusi tentang kasus - kasus penyakit pada pasien. 

Karena dokter koas cenderung menitikberatkan pada hal - hal bersifat ilmiah pada suatu kasus, hal itu membantu kita untuk mengembangkan, memperdalam, dan meng-update pengetahuan medis kita, yang nantinya akan sangat berguna saat kita menghadapi ujian seleksi masuk PPDS. 

Kelebihan yang ketiga adalah, kita bisa mendapatkan informasi tentang seminar dan pelatihan lebih cepat dengan berbagai, baik lokal, nasional, atau internasional. Ketiga hal tersebut merupakan kelebihan yang bisa kita dapatkan jika kita bekerja di rumah sakit.

Selain memiliki pengalaman kerja seperti di atas, hal lain yang bisa menambah poin penilaian seleksi PPDS adalah dengan memiliki karya ilmiah, misalnya paper. 

Karya ilmiah tersebut tidak harus berskala internasional, tetapi bisa juga berskala lokal terlebih dahulu untuk latihan. 

Perlahan kita berusaha untuk meningkatkannya ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi sebisa mungkin kita mulai belajar menulis karya ilmiah, karena selain bisa menambah poin saat seleksi PPDS, juga menunjukkan minat kita terhadap suatu bidang.

Jika kita sudah menentukan pilihan bidang yang akan kita tekuni, dan pilihan tersebut jatuh pada bidang penyakit dalam atau interna, salah satu yang bisa kita pertimbangkan untuk studi PPDS adalah center PPDS Interna Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang (PPDS Interna FK Undip).  

Sebagai informasi, jumlah residen atau peserta didik yang diterima setiap tahun sekitar 10 - 12 orang.  

Studi PPDS Interna Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah Tahap 1. 

Pada Tahap 1 ini, kita belum diberi tanggung jawab untuk menangani pasien, kita lebih banyak mengikuti kegiatan yang dilakukan senior dan melaksanakan kegiatan yang bersifat ilmiah. Tahap kedua adalah Madya, dan Tahap ketiga adalah Senior.

Kemudian untuk ketentuan syarat administrasi, tidak ada persyaratan pendaftar harus berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT). Namun jika pendaftar merupakan PTT, maka akan mendapat poin lebih pada penilaian ujian seleksi. 

Untuk rekomendasi, sebenarnya hal ini bukan merupakan hal yang tertulis, tetapi lebih baik dilampirkan saat mendaftar. Rekomendasi bisa berasal dari tempat kita bekerja, Dinas Kesehatan Daerah, dan kolegium PAPDI yang bersifat lokal atau daerah.  

Pada PPDS Interna Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, tidak ada persyaratan untuk melampirkan Surat Keterangan Kembali setelah Lulus Studi Namun jika pendaftar memiliki surat tersebut lebih baik dilampirkan, sebagai informasi bahwa pendaftar sudah memiliki tempat bekerja setelah lulus PPDS.  

Setelah melengkapi syarat - syarat administrasi, tahap selanjutnya adalah, kita akan menghadapi beberapa ujian seleksi. Ujian seleksi yang akan kita hadapi antara lain: Tes Tulis, MMPI, TPA, tes bahasa Inggris, dan wawancara. 

Pada Tes Tulis atau Teori, total soal ada 90 butir soal. Jenis soal bervariasi, ada soal tentang suatu kasus, dan ada soal - soal pendek. Hanya saja untuk komposisinya, soal tentang kasus berjumlah lebih banyak. Tingkat kesulitan soal cenderung ada pada tingkat menengah. 

Referensi buku untuk dipelajari antara lain Buku Terbitan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) yang terdiri dari 3 jilid, Buku EIMED PAPDI, dan Buku Saku karya Marc S. Sabatine.

Selanjutnya adalah Tes Potensi AKademik (TPA). Untuk TPA, materi soal antara lain Bahasa Indonesia (sinonim, antonim, dan bacaan atau artikel), Matematika Dasar, Pola Gambar, dan Logika. 

Buku yang bisa kita pelajari untuk persiapan menghadapi Tes TPA ini adalah Buku TPA Bappenas yang berwarna hitam.

Setelah TPA, akan dilaksanakan ujian bahasa Inggris atau TOEFL. Untuk lulus ujian TOEFL ini, skor yang harus kita capai minimal 450. Namun lebih baik jika kita bisa memperoleh skor di atas 450.

Tes selanjutnya adalah tes wawancara. Petugas wawancara pada tes wawancara berjumlah empat orang, masing - masing berasal dari psikologi, ketua program studi, pihak fakultas (dekanat), dan pihak universitas.

Hal - hal yang perlu diperhatikan saat menghadapi tes wawancara adalah, kita harus memperhatikan cara kita berbicara, bersikap sopan, menjaga kontak mata dengan pewawancara, dan menjawab pertanyaan dengan jujur. 

Pertanyaan  yang biasa ditanyakan antara lain: sudah menikah atau belum, berasal dari angkatan berapa, asal kita dari kota mana, tempat tinggal selama studi, pembiayaan studi, pendapat kita tentang Pancasila, cara kita menyelesaikan masalah saat kita bekerja sebagai residen kemudian ada masalah dengan rekan kerja seangkatan, apa yang akan kita lakukan terkait beberapa contoh kasus yang mungkin terjadi saat kita bekerja sebagai dokter, pertanyaan tentang masalah terbesar dalam hidup kita dan bagaimana cara kita menyelesaikannya, dan pencapaian terbesar dalam hidup kita. 

Saat tes wawancara tidak ada pertanyaan tentang teori ilmu kedokteran, karena hal tersebut sudah termasuk dalam materi tes sebelumnya. 

Terakhir, yang perlu kita pahami, dalam hal pendidikan atau PPDS, 2 hal yang paling menyenangkan adalah saat kita berhasil diterima dan berhasil lulus. 

Selebihnya akan terasa berat, karena padat dan tingginya tuntutan aktivitas studi kita. Itu mengapa, hampir dalam setiap angkatan, kita menemukan peserta didik yang mengundurkan diri dari studi PPDS dengan berbagai alasan, karena faktor diri sendiri, stres bekerja karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan yang dijalani,  atau masalah keluarga yang tidak bisa diselesaikan. 

Hal - hal tersebut sebisa mungkin tidak terjadi pada diri kita jika kita berhasil atau mendapat kesempatan untuk menempuh studi PPDS Interna FK Undip, karena untuk berhasil tergabung dalam peserta didik, banyak hal yang akan kita lakukan bahkan korbankan, mulai dari biaya, waktu, bahkan keluarga.  

Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, baik dari sisi mental dan finansial, dan juga hubungan dengan pasangan dan keluarga agar bisa menempuh studi PPDS Interna FK Universitas Diponegoro sampai selesai. 

Hal ini perlu kita lakukan karena studi PPDS memerlukan waktu yang cukup panjang, dan tentunya akan berdampak pada orang - orang terdekat kita.

Berikut poin-poin singkatnya:

  1. Tentukan minat saat internship

  2. Aktif bekerja di RS

  3. Buat karya ilmiah

  4. Cek jadwal & syarat PPDS

  5. Siapkan dokumen lengkap

  6. Pelajari soal & materi PAPDI

  7. Latihan TPA & TOEFL

  8. Siap hadapi wawancara

  9. Jaga mental & fisik

  10. Dukung dari keluarga penting