Kiat Lolos PPDS Neurologi Universitas Indonesia: Dari CV Hingga Wawancara

18 January 2025 • Neurologi Universitas Indonesia

Kiat Lolos PPDS Neurologi Universitas Indonesia: Dari CV Hingga Wawancara

Pengalaman masuk PPDS Universitas Indonesia (UI), bukan dari background dokter dan dari keluarga juga tidak ada yang menjadi dokter, S1 dari swasta. Syarat administrasi, syaratnya standar seperti pada umumnya, ada Curriculum Vitae (CV), CV ini bisa dipersiapkan dan dibikin yang menarik, karena sebelumnya ada pengalaman, pernah mendaftar di prodi yang lain, dan tidak diterima. Saat itu CV-nya dalam bentuk list word biasa, kemudian diberi masukkan dari teman agar CV dibikin semenarik mungkin.

Syarat umum lainnya, Surat Tanda Registrasi (STR), Ijazah dan Transkip, lalu ada pengalaman klinis, pengalaman klinis atau bekerja disini minimal 6 bulan dan diluar intership, kerjanya bisa dimana saja, ada juga yang kerjanya di klinik. Asuransi kesehatan (BPJS, cukup) dan hasil lab HbsAg, untuk pemeriksaan kesehatan cukup melampirkan HbsAg. Untuk persyaratan khusus, usia standarnya dibawah 35, kemudian di UI ada juga jalur khusus, untuk jalur khusus ini dari Polri, TNI, Pemerintah Daerah, untuk syaratnya : usia dibawah 40 tahun. IPK diatas 2,75. Selanjutnya untuk toefl, toefl nanti dari LBI UI, semua akan tes lagi disini. Di UI sendiri untuk toefl nanti ada ITP dan EPT, EPT ini lebih murah dibanding ITP, begitu juga untuk tesnya, EPT juga lebih mudah dari ITP. 

Untuk surat keterangan sehat, nanti bisa dari RSUD, yang diminta lagi yaitu sertifikat ATLS atau ACLS (bisa pilih salah satu) yang masih berlaku. Masuk ke prosedur penerimaan, nanti akan ada SIMAK UI, perlu ditekankan lagi, kalau mau masuk UI harus dipersiapkan benar - benar SIMAKnya, karena kunci utamanya di SIMAK, karena kalau SIMAK tidak lulus, yaa agak sulit untuk lulus di ujian selanjutnya. Maksudnya, simak ini menjadi pertimbangan pertama, misal sudah lulus simak, ya sekitar 70% udah pasti masuk ke prodinya. Jadi ya persiapkan bener - bener di simaknya karena kebetulan itu susah. 

Saran : Ikut bimbel untuk persiapan itu, karena bimbel itu sangat membantu, di bimbel itu kita akan diberi tips dan trik untuk mengerjakan ujian, karena ketika kita ujian kita tidak bisa mengerjakan dengan cara - cara standar seperti ketika SMA gitu, sedangkan kita nanti berpacu dengan waktu, jadi mesti banyak tahu jalan pintasnya dari soal - soal. Kemudian latihan juga, karena kalau tidak terbiasa yakin akan menghabiskan waktu banyak walaupun kita bisa. 

Nanti ikuti juga psikotes dan MMPInya, Untuk MMPI itu tidak ada benar salah, sarannya jawab sejujur-jujurnya. Selanjutnya ada tes bidang atau tes neurologinya, kalau dulu tesnya tertulis, tapi kalau sekarang via online dan diminta menggunakan double device, jadi kita siapkan laptop, kemudian diberi soal (jumlahnya 100 soal, dalam waktu 2 jam) via website, kita nanti juga diminta menyiapkan 1 device lagi unt mengawasi. Jadi ada HP yang ditaruh disamping, untuk melihat ke layar kita dan kondisi sekitar. Ujian teorinya nanti pilihan ganda dan menggunakan bahasa indonesia, soalnya mostly kasus panjang, dan pertanyaan soal itu ada 2 atau 3, diagnosis? Terapi? Patofisiologinya? Kemudian untuk soal pendek lebih ke anatomi, misal diberi gambar, kemudian ditanya ini apa ini apa? Tingkat kesulitannya sedang, gk sesulit yang dibuku esteban. 

Buku referensi yang direkomendasikan untuk dipelajari, buku ajar neurologi (tidak perlu dibaca semua, ambil yang penting penting saja), kemudian buku pemeriksaan klinis neurologi praktis yang umum dan yang khusus, neuroanatomy, duus’ tipical diagnosis In neurology, kemudian untuk reviewnya buku comprehensive review in clinical  neurology buku ini bisa dijadikan latihan soal soal gitu.

Cara yang efektif untuk belajar, persiapan untuk belajar jauh - jauh hari sebelum tes, minimal 1 tahun. Persiapkan untuk SIMAK dan bidang neurologinya, cara belajarnya pake buku comprehensive review in clinical neurology untuk memicu pertanyaan - pertanyaan. Bukunya kan berisi soal - soal pilihan ganda, itu dicari tahu, bukan cuma cari tahu jawabannya aja, tapi juga jawaban lain juga dicari tahu, dari situ kita belajar. Kemudian untuk anatomi, sering - sering lihat bukunya saja. Jadi untuk belajar efektif. materi neurologi kan terlalu luas, jadi menggunakan pemicu soal untuk belajar dan sepertinya itu lebih melekat, karena kita aktiv mencari tahu bukan pasif membaca saja. 

Nanti akan ada Forum Grup Diskusi (FGD), FGD ini tadinya sebelum pandemi seperti grup diskusi, jadi face to face dengan beberapa pendaftar lain, kemudian diberi kasus tentang kehidupan di PPDS, trus kita disuruh memecahkan kasus tersebut. cuma sejak pandemi, FGD diubah menjadi soal essay, jadi kita diberi satu permasalahan dan diminta menjelasakan dalam bentuk essay, kalau kemarin ada 2 kasus tentang kehidupan per-ppds-an, kemudian diminta menjawab, kira kira kalau diposisi tersebut apa yang kita lakukan. Contoh : misal lagi ppds, jadwal lagi libur tiba tiba ada teman yang orang tuanya meninggal, apa yang bisa kita lakukan? Jadi dijawab normatif sesuai yang seharusnya. 

Selanjutnya terkait Magang atau PTT, magang ini tidak wajib dan tidak menjadi jaminan kita akan diterima. Karena ada pengalaman juga, dokter yang sudah magang dan daftar di Neurologi 2 kali, tapi tetap tidak diterima. Sedangkan kalau di Neurologi UI, maksimal percobaan pendaftaran 2 kali, artinya dokter tersebut harus mendaftar ke center lain kalau masih berminat di Neurologi. Karena kesempatan untuk mendaftar di UI sudah habis. 

Seminar, kalau dulu sebelum pandemi mungkin akan banyak menghabiskan dana untuk mengikuti seminar ini, karena perlu mempersiapkan segalanya mulai dari akomodasi, transportasi dan lain – lain. Kalau sekarang hampir kebanyakan online, jadi bisa mengikuti banyak webinar. Adapun webinar yang direkomendasikan untuk diikuti salah satunya yaitu JakNews (acaranya UI), untuk menghormati karena saat wawancara nanti akan ditanya juga, sudah pernah ikut apa saja? Lagian masa kita mau masuk UI tapi tidak pernah ikut JakNews. Ini juga berlaku bagi temen temen yang mau daftar di center lain. Paling tidak ikuti acara dari prodi yang diadakan di center yang dituju. 

Begitu juga untuk pelatihan - pelatihan, ada ACLS, ATLS dan ANLS, untuk ANLS bisa segera dikejar karena ini acara tahunan, dan kadang juga tidak diselenggarakan. Jadi memang langka. Berdasarkan pengalaman, 4 orang yang keterima ppds Neuro, mereka peserta ANLS, entah dari efek pelatihannya atau yang lain. Info ANLS, bisa dicari di google atau sosial media. Kemudian perlu diketahui oleh temen temen nanti di web ada keterangan agar double degree, tapi kenyataannya dari yang sudah masuk tidak ada yang ikut double degree. Untuk pertanyaan terkait pendaftaran bisa ditanyakan di ke kontak person yang tertera. 

Masuk ke wawancara, nanti beberapa minggu setelah ujian akan ada tes wawancara. sebelum ujian wawancara, sangat disarankan agar latihan terlebih dahulu. Untuk wawancara, nanti satu orang diwawancara oleh 2 konsulen. Jadi nanti akan bertanya secara bergantian dan yang ditanya seputar pertanyaan di bawah ini dan sepertinya itu memang ceklis pertanyaan yang sering ditanyakan ke peserta. 

  1. Latar belakang keluarga (pekerjaan orang tua dan penyakit di keluarga)
  2. Persiapan apa saja yang sudah dilakukan
  3. Motivasinya apa masuk neurologi : ini adalah pertanyaan paling sering ketika wawancara, tujuan atau motivasi masuk ppds neuro. Untuk menjawab pertanyaan ini bisa disampaikan mungkin ada pengalaman yang pernah dialami, atau yang dialami oleh keluarga. Penyakit itu harus benar – benar di eksplore dan dipalajari kasusnya apa, jadi misal ditanya motivasinya apa, paling tidak saya harus berguna dulu keluarga saya (minimal), selanjutnya untuk masyarakat luas. Nanti juga akan ditanyakan kasusnya apa, dan menjalarnya ke teori, sakit apa? Sudah dikassih obat apa saja? Apa etiologinya? Jadi yaa explore sendiri latar belakangnaya apa. Kemudian jangan zonk, maksudnya kita membuka hal itu tapi tidak dipersiapkan jawabannya, misal bilang pernah punya pasien seperti ini dan masih penasaran dengan penyakit ini, nah itu harus tw dulu jawabannya apa, kasusnya apa, tatalaksananya apa, dan bagaimana bisa seperti itu. Intinya kalau wawancara itu persiapan, mesti latihan berkali kali, jangan go show gitu aja. Jadi harus dilatih jawabannya. Karena yang ditanyakan sudah pakem dan berulang ulang ditanyakan. 
  4. Riwayat pendaftaran PPDS sebelumnya jika ada : kalau dulu pernah daftar bukan di neurologi atau di neurologi di tempat luar, gapapa jujur saja, tapi dipersiapkan alasan - alasan yang masuk akal, kenapa pilh ke Neurologi UI. Jawaban yang masuk akan disini, adalah jawaban yang sekiranya tidak menyakiti neurologi atau seakan-akan menjadikan neurologi sebagai pelarian. Bisa dijadikan alasan juga seperti, dulu tidak minat ke prodi pertama, dan memang berminat di neurologi, tapi karena desakan dari keluarga untuk memilih prodi tsb, sedangkan minat utamanya di neurologi. Akhirnya setelah pertama gagal, lalu dikomunikasikan ke keluarga kalau mau ambil neuro kira kira boleh apa nggak, dan akhirnya keluarga mengizinkan. Intinya harus pinter pinter. 
  5. Karya ilmiah, dipersiapkan sebelumnya minimal 1 saja, kalau banyak lebih bagus: Publikasi ilmiah, nanti bisa menambah nilai. Nanti ketika wawancara ditanya, sudah pernah karya ilmiah apa? Misal dijawab belum pernah, artinya nilai kita nol untuk pertanyaan itu. Misal sudah pernah meskipun cuma satu dan sederhana, waktu ditanya bisa dijelaskan sudah pernah publikasi disini tentang ini dll. Misal ada skripsi yang membahas tentang neuro, boleh disampaikan, cuma nanti akhirnya akan ditanya pernah dipublikasi dimana? Jadi sangat disarankan dipublikasi, publikasi di laporan kasus juga bisa. 
  6. Keilmuan – teori ditanyakan standar tentang stroke dan segala macam, ditahap ini nanti akan ada yang namanya jurnal reading, nanti kita akan diberikan jurnal on the spot, kemudian diberi waktu baca sekitar 5 menit untuk membaca dan menjelaskan secara singkat serta akan ditanya – tanya tentang jurnal tersebut. kalau dulu (pengalaman pribadi) pertanyaan kasus ketika wawancara ditanya seputar epilepsy karena waktu itu yang dijadikan motivasi ambil neuro tentang penyakit epilepsy. Nah disini temen – temen harus pinter, artinya pertanyaan seputar akademik itu bisa diarahkan, jadi misal kita pintar stroke, jadi arahkan saja motivasinya ke penyakit stroke, sehingga pertanyaan yang akan ditanyakan ketika wawancara nanti akan seputar stroke tersebut, sehingga kita lebih siap karena kita lebih menguasai. Tapi untuk masalah jurnal, itu random. 
  7. Kemampuan bahasa inggris, waktu menjelaskan jurnal kalau bisa bahasa inggris, karena ini aka jadi poin penilaian juga
  8. Kelebihan – kekurangan : Tips untuk persiapan wawancara, yang pasti persiapan dan latihan. Latihan bisa ditemani oleh pasangan atau keluarga. perbanyak latihan jangan anggap sepele atau apa adanya, seperti kelebihan dan kekurangan itu mesti di list dulu, kelebihannya apa, dan kekurangannya apa, jangan sampai kekurangannya malah menjatuhkan kita, tapi sertakan juga solusi atas kekurangan. Misal kekurangannya pelupa, tapi sertakan solusi misal menulis catatan reminder untuk pekerjaan yang akan dikerjakan. 
  9. Konsep kepemimpinan (untuk ini kita kurang tw apakah ini pertanyaan random atau bagaimana, cuma pengalman kemarin ada yang ditanyakan seputar konsep kepemimpinan)
  10. Dana pendidikan ? ditanya nominal (Khusus 75 jt, semester 22 jt, reguler 35 jt, semester 15jt) nanti ditanyakan juga sumber dana pendidikan dari mana? kemudian pekerjaannya apa sekarang? Misal ppds kan tidak bisa kerja trus dana darimana? Istri gimana ? anaknya gimana? Ketika ditanya pembiayaan, poinnya yang penting pembiayaannya harus cukup. tapi nanti akan ditanya hingga ke nominalnya. Nanti bisa disampaikan juga kalau memang didukung oleh keluarga, karena nanti kan ketika ppds kita tidak bekerja. Jadi harus bener - bener dipersiapkan. Tipsnya : ketika ditanya pembiayaan, biaya kuliah neurologi di FKUI kan dipublikasikan, jadi dilihat dulu dan dihitung, kira kira dengan uang sekian cukup nggak hingga lulus. Jadi agar tidak terkesan sombong, minimal uang kuliah hingga lulus itu ada, sekarang. Misal kalau Neurologi FKUI itu butuh uang 300 jt. Kalau ditanya, disampaikan saja, saya sudah lihat untuk biaya kuliah di website sekian, dan saya sudah persiapkan dari bekerja sekian tahun atau punya bisnis apa, sehingga terkumpul dana sekian, makanya saya daftar di neurologi tahun ini, jadi tidak terkesan tidak sombong tapi memang orang dengan persiapan. 
  11. Apakah berencana mengajukan beasiswa
  12. Rekomendasi darimana? : rekomendasi ini bisa dari berbagai sumber, diantaranya : daerah /  pejabat, rumah sakit, suku dinas, dinas provinsi kemudian dokter SpS. Rekomendasi disini tidak harus ada semua (semua pihak), minimal ada 1 rekomendasi. Rekomendasi ini mungkin tidak tercantum di website tapi nanti ketika pemberkasan akan ditanya.Berdasarkan pengalaman kemarin yang dilampirkan surat rekomendasi dari dinkes dan  rekomendasi dari SpS tempat bekerja. Dan sepertinya yang berpengaruh surat rekomendasi dari dinkesnya. Dulu untuk mendapatkan surat rekomendasi dari dinkes, ketemu dengan kepala dinkesnya dan itu susah banget. Lalu kalau di daerah ternyata memang sudah biasa dokter – dokter datang untuk minta rekomendasi, jadi sudah kayak ada bagian khususnya gitu yang untuk ngurusi surat rekomendasi. Disana nanti kita datang, kemudian isi form, lengkapi surat dan bertemu dengan kepala dinkesnya, kemudian akan ditanya – tanya, seperti kenapa ambil Neurologi, lalu nanti kepala dinkesnya akan cerita juga bagaimana kondisi kesehatan di wilayah saat itu, sampai akhirnya kita diberi surat rekomendasi. Suratnya pun cuma bersifat bahwa pada prinsipnya tidak keberatan jika dokter A mendaftar sebagai ini dan nantinya akan kembali ke wilayah.
  13. Rencana setelah lulus, klinis? Pengajar? Staff
  14. Asuransi kesehatannya apa?
  15. Hobi

Kalau di UI mereka sangat toleran untuk masalah hamil, ada juga yang baru masuk tahun pertama, kemudian hamil, yaa akhirnya cuti. Jadi untuk masalah nikah atau hamil, tidak masalah. Tapi jangan diniatkan juga daftar sekarang dan mau hamil sekarang juga, karena kan kalau tahun pertama masih masa-masa sibuk, kalau kita hamil otomatis kita di cutikan. Kemudian misal satu periode mau daftar di dua center sekaligus, bisa asal tidak bentrok jadwalnya dan kemungkinan akan terpecah konsentrasinya. 

Sharing selanjutnya untuk kehidupan PPDS, pada intinya setiap semester pekerjaannya berat dan yang membedakan lebih ke tanggung jawabnya. Jadi misal semester 1, pekerjaannya berat tapi tanggung jawabnya kecil. Kalaupun kita salah, paling cuma dimarahin sama senior dan pekerjaannya cukup banyak. Banyaknya pun karena pekerjaan pekerjaan kecil yang bisa dikerjakan siapapun. Jadi karena seniornya lagi sibuk, jadi dilimpahkannya ke kita. artinya banyak hal yang perlu diurus dan bisa jadi sekaligus dalam satu waktu. Disitu gunanya kerjasama dan koordinasi. 

Semester berikutnya, nanti pekerjaannya akan bertambah, tapi sesuatu yang berhubungan dengan pasien. Pekerjaannya mungkin tidak sebanyak dulu tapi tanggung jawabnya bertambah karena langsung menyangkut dengan pasien. Lalu di semester selanjutnya, selain tanggung jawab dangan pasien tapi tanggung jawab juga ke konsulen. Jadi step by stepnya sudah diatur sedemikian rupa, dimana kita dipersiapkan dengan tanggung jawab yang bertahap. Mulai dari tanggung jawab yang kecil hingga yang berat. Pekerjaan kita semakin keatas semakin berkurang akan tetapi tanggung jawabnya akan semakin berat. 

Berikut poin-poin utama untuk masuk PPDS Neurologi UI:

  1. Persyaratan:

    • CV menarik, STR, ijazah, transkrip, pengalaman klinis, BPJS, HBsAg.
    • Usia: maksimal 35 tahun (umum), 40 tahun (khusus).
    • IPK >2.75, TOEFL (ITP/EPT), ATLS/ACLS.
  2. Tes:

    • SIMAK UI (kunci utama)
    • Psikologi, MMPI, tes bidang neurologi (online, soal pilihan ganda).
    • FGD/Esai tentang kehidupan PPDS.
  3. Wawancara:

    • Motivasi, pengalaman, karya ilmiah, publikasi.
    • Pembiayaan pendidikan dan kemampuan bahasa Inggris.
  4. Rekomendasi:

    • Surat rekomendasi dari Dinkes, rumah sakit, atau dokter SpS.
  5. Pelatihan dan Seminar:

    • Ikuti ACLS, ATLS, ANLS, webinar JakNews.
  6. Kehidupan PPDS:

    • Tanggung jawab bertahap, kerja padat.
  7. Magang:

    • Magang tidak menjamin diterima, maksimal dua kali percobaan.

Daftar Sekarang!

Bergabung dengan DokterCares Untuk persiapan PPDS