Bersiap Masuk PPDS Pulmonologi UI: Dari TOEFL hingga OSCE

10 April 2025 • Pulmonologi Universitas Indonesia

Bersiap Masuk PPDS Pulmonologi UI: Dari TOEFL hingga OSCE

Salah satu cita - cita seorang dokter adalah bisa melanjutkan studi ke tingkat lebih lanjut, atau biasa dikenal dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis, dan jika kita berminat untuk menempuh studi di bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, salah satu pilihan center yang bisa kita pertimbangkan adalah PPDS Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia.

Sebagai informasi, biaya PPDS Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (DPKR UI) Tahun 2025, untuk Kelas Reguler sebesar Rp 28.000.000,- dan Kelas Khusus sebesar Rp 37.000.000,-.

Adapun Tahapan Residensi pada PPDS DPKR UI antara lain :

Semester 1.

Semester 1 meliputi Magister (MDU dan MDK). Saat semester 1 tidak kewajiban untuk ke rumah sakit, aktivitas berfokus pada belajar atau perkuliahan.

Semester 2.

Semester ini meliputi stase dasar: radiologi, mikrobiologi, faal, dan, imunologi. Pada semester 2 ini, peserta didik akan mulai diikutsertakan pada kegiatan rotasi klinis. Setelah itu akan ada ujian sebelum masuk ke semester 3, untuk mengetahui kesiapan peserta didik masuk ke ruang rawat inap.

Semester 3.

Pada semester ini, peserta didik akan ditempatkan di bangsal atau ruang rawat inap selama 6 bulan dan akan dievaluasi sebelum memasuki semester 4.

Semester 4.

Pada semester 4 ini, dan 3 semester sebelumnya, peserta didik sudah mendapat status yaitu junior, dan akan ditempatkan di poli, BTKV, Anestesi, dan Rehab Medik.

Semester 5.

Pada semester 5, peserta didik sudah mendapat status senior, dan masih ditempatkan di poli, bronkoskopi, dan IGD, namun dengan kemampuan madya.

Semester 6.

Pada semester ini, status peserta didik meningkat menjadi senior, dan akan ditempatkan di stase poli, IPD, dan anak.

Semester 7.

Status peserta didik pada semester ini naik menjadi mandiri atau chief dan akan ditempatkan di ICU, Intervensi, Poli, dan Chief Bangsal (membawahi peserta didik yang masih semester 3).

Semester 8.

Pada semester ini biasanya berulang ke poli lagi, Kardiologi, dan mempersiapkan tesis dan ujian nasional.

Kemudian, Kegiatan Residensi di DPKR UI antara lain Kegiatan Ilmiah (dilaksanakan setiap hari dan sudah terjadwal), Laporan Kasus (tiap hari Selasa pagi), Laporan Jaga (setiap pagi hari, Laporan Kematian (setiap hari Rabu pagi), Pembacaan Jurnal (dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat sore), Tesis (syarat ujian nasional), Tinjauan Pustaka (4 kali dalam 4 tahun), MDT (dilaksanakan setiap hari Rabu sore), OSCE (dilaksanakan pada semester 3, 4, 5, dan 6), Ujian Tulis (dilaksanakan pada semester 1, 2, 7, dan 8), dan Ujian Tahapan (dilaksanakan pada semester 5 dan 7).

Untuk Kegiatan Residensi Pembacaan Jurnal, ada seksi Seksi Pendidikan yang bertugas untuk memilih dan menentukan jadwal jurnal yang akan dibaca. 

Pemilihan jurnal dilakukan per divisi, misalnya pembacaan jurnal asma, jurnal onkologi, jurnal intervensi, jurnal paru kerja, jurnal dan jurnal imun. Kisaran waktu yang diperlukan sekitar 1 jam: 20 menit presentasi, dan sisanya diskusi, tanya jawab, dan materi tambahan dari narasumber.

Untuk kegiatan non ilmiah, antara lain badminton, futsal, paduan suara, senam, band, dan bakti sosial atau outing yang rutin dilaksanakan sekali dalam setahun.

Kemudian, jika kita ingin mendaftar untuk mengikuti ujian masuk PPDS DPKR UI, syarat - syarat yang harus dipenuhi adalah Persyaratan Khusus Tingkat Program Studi dalam hal Syarat Pemberkasan, antara lain: usia </= 35 tahun atau </= 40 tahun bagi calon dari PNS / TNI / Polri dan Tugas Belajar, IPK > 2,75 , TOEFL =/> 500 (boleh dari lembaga di luar Universitas Indonesia, misalnya LIA) , Sertifikat ACLS yang masih berlaku, memiliki pengalaman klinis sebagai dokter umum minimal 1 tahun di luar internsip, dengan melampirkan fotokopi SIP dan atau bukti pengalaman klinis lainnya.

Persyaratan Khusus selanjutnya antara lain :

  • Tes MMPI dan Wawancara

  • Peserta CPPDS diwajibkan mengikuti Tes MMPI dan wawancara. Untuk link pendaftaran dan jadwal pelaksanaan tes bisa dilihat di Instagram UKK Pusbangki (www.instagram.com/pusbangki.fkui/)

  • Untuk informasi lebih lanjut mengenai prosedur dan syarat ketentuan, silakan klik tautan berikut : https://bit.ly/ProsedurdanSyaratKetentuanPendaftaranTesMMPIdanWawancaraCPPDSSemesterGasalTahun2025-2026FKUI.

  • Tes MMPI dan Wawancara CPPDS diselenggarakan bekerjasama dengan UKK Pusbangki FKUI. Hasil tes akan langsung disampaikan kepada program studi yang terdaftar oleh peserta. Jika ada pertanyaan atau kendala, silakan menghubungi : +62 812 2678 7767.

  • Ujian kekhususan prodi akan disampaikan kemudian oleh masing - masing prodi. Ujian kekhususan prodi ini dilaksanakan setelah Ujian SIMAK UJI, Tes MMPI dan Wawancara. Ujian ini terdiri dari ujian tulis (jenis soal berupa pilihan ganda), wawancara (dalam 1 hari bisa 5 peserta yang diwawancarai), dan ujian OSCE Kedokteran.
    Ujian OSCE terdiri dari 3 station, dan masing - masing station memakan waktu sekitar 5 menit. Contoh gambaran ujian OSCE ini adalah, pada station 1, ada pemeriksaan fisis paru depan, mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi, dan okupasi akan dilihat secara keseluruhan.
    Tips yang bisa dilakukan yaitu menonton video youtube Prof. Faisal, tentang pemeriksaan fisi paru. Kemudian untuk station 2 yaitu anamnesis pasien sesak, bertujuan untuk mengetahui kemampuan kita dalam menggali tentang penyakit sesak tersebut, berasal dari mana, apakah dari paru atau non paru, dan seterusnya. Kemudian station 3 adalah interpretasi bunyi paru.
    Kita akan diperdengarkan suara paru atau nafas dan kita diminta untuk menjelaskan suara nafas tersebut termasuk kategori suara nafas apa. Kita bisa belajar mengenali kategori suara nafas, salah satunya belajar dari video di youtube. Ujian OSCE dilaksanakan di hari yang sama dengan ujian tulis.

Sedangkan untuk wawancara, ada 6 - 7 penguji, dan akan ada yang menggunakan Bahasa Inggris.

Dalam menjawab pertanyaan saat wawancara, sebaiknya kita menjawab pertanyaan dengan jujur dan apa adanya. Misalnya ada pertanyaan tentang tindakan - tindakan kita yang terbatas pada pasien paru saat kita bekerja di puskesmas, kita jawab dengan jujur bahwa itu tindakan maksimal yang bisa dilakukan, karena memang fasilitas sangat terbatas. 

Tetapi pada saat yang sama, kita juga harus bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang benar jika fasilitas memadai.

  • Pendaftaran PPDS hanya dibuka 1 gelombang, tanggal 17 Februari - 26 Maret 2025, dan pengumuman hasil Ujian SIMAK UI akan dilaksanakan pada 17 Juli 2025.


Adapun Rangkuman Tahapan Ujian Masuk PPDS DPKR Universitas Indonesia antara lain Tes TOEFL (LB UI Online) - Ujian Psikotes (MMPI dan Wawancara) - SIMAK UJI (TPA dan Bahasa Inggris) - Ujian Bagian atau Prodi (Ujian Tulis, OSCE terdiri dari 3 station, dan Wawancara). 

Sistem Ujian Masuk PPDS DPKR di Universitas Indonesia tidak menganut sistem gugur. Jadi kita akan mengetahui apakah kita lolos atau tidak setelah semua tahapan kita lalui. Untuk itu kita harus benar - benar menyiapkan segala sesuatunya, tahap - tahap.

Untuk tips dan trik dalam menghadapi Ujian Masuk PPDS DPKR, antara lain:

  1. Persiapan

  • Persyaratan

  • Rekomendasi. Semakin banyak rekomendasi akan semakin kuat, karena tim penguji akan lebih tahu setelah lulus kita akan bekerja dimana. Surat rekomendasi ini tidak ada batas waktu masa berlakunya. Hanya saja, lebih cepat digunakan akan lebih baik, karena jika waktu penggunaannya lama akan menjadi pertanyaan bagi tim penguji.

  • Pengalaman. Yang dimaksud pengalaman disini adalah pengalaman dalam menangani kasus respirasi dan pulmonologi.

  1. Belajar

  • TPA

  • Bahasa Inggris

  • Ujian khusus departemen

  • Buku yang direkomendasikan untuk dipelajari yaitu Buku Ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dan Buku Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) per Penyakit. Untuk buku PDPI, ada beberapa seri buku yang bisa diunduh secara gratis melalui website resminya.

  1. Pengalaman

  • Mengikuti seminar

  • Poster. Kita tetap bisa mengirim poster, misalnya tentang paru, meskipun tidak ada dokter spesialis paru di rumah sakit tempat kita bekerja. Yang perlu diperhatikan, sumber atau referensi yang digunakan kuat dan valid. Jika kita mendapat pertanyaan dari tim penguji perihal tersebut, kita bisa jelaskan bahwa memang tidak ada dokter spesialis paru tersebut, dan hal itu bisa menjadi nilai tambah bagi kita.

  • Publish Paper


Selanjutnya, sedikit berbagi informasi mengenai perjalanan dari seorang peserta didik PPDS Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia Angkatan Tahun 2021 (masuk sebagai peserta didik pada Bulan Juli 2021) adalah sebagai berikut: Peserta didik melaksanakan ujian mulai Bulan Januari 2021. 

Persiapan yang dilakukan sebelum ujian, yang bersangkutan lulus dari Fakultas Kedokteran pada tahun 2018 dan menjalani internship selama satu tahun, sampai tahun 2019. Setelah itu, dari tahun 2019 sampai tahun 2020 akhir, yang bersangkutan melakukan persiapan untuk menghadapi ujian masuk di PPDS Pulmonologi. 

Persiapan yang dilakukan adalah magang, kemudian bekerja di rumah sakit yang ada dokter spesialis paru, dan bersedia menjadikan yang bersangkutan sebagai General Practitioner (GP). Selama bekerja di rumah sakit tersebut, yang bersangkutan mendapatkan banyak pengalaman yang berhubungan dengan Pulmonologi. 

Kemudian yang bersangkutan juga mengambil les tambahan untuk belajar lebih dalam tentang Pulmonologi (seperti doktercares), dan juga les TOEFL. 

Untuk ujian masuk PPDS dilaksanakan di Bulan Maret 2021, dan saat itu ada keterlambatan pengumuman kelulusan, yang seharusnya diumumkan pada Juli 2021 tapi baru diumumkan pada Bulan Agustus 2021.

Untuk lika - liku studi selama 8 semester, memang ada stase - stase yang terasa berat, tapi ada juga yang terasa ringan. Juga tidak terjadi stigma bahwa junior mendapat stase yang sangat berat, karena menurut yang bersangkutan, semester 1 merupakan semester yang menyenangkan, jenis studinya hanya kuliah saja, tidak ada kewajiban untuk hadir ke rumah sakit.

Memasuki semester 2, studi mulai terasa agak berat karena ada beberapa pekerjaan yang bersifat nonstase yang harus dilaksanakan, misalnya kegiatan konferensi dan kegiatan ilmiah. Saat semester 3, peserta didik mulai akan dinilai secara penuh oleh konsulen karena disiapkan untuk menangani pasien - pasien di bangsal rumah sakit. 

Peserta didik diberi tugas untuk menangani 6 - 10 pasien, dan jaga saat berstatus junior sebanyak 6 - 8 kali dalam satu bulan. Memasuki semester 4, terasa lebih ringan karena banyak aktivitas stase luar, banyak bertemu dengan orang luar, dan banyak bersinggungan dengan departemen - departemen lain, yang membuat peserta didik paham aktivitas studi di departemen lain tersebut. 

Pada semester 5, peserta didik akan ditempatkan di IGD. Yang membuat terasa berat adalah, jika di IGD, peserta didik mulai beraktivitas pukul 06.00 WIB, tapi pulangnya bisa sampai pukul 23.00 WIB (tergantung kondisi di IGD saat itu). Setelah itu, peserta didik akan mendapat status chief dan ditempatkan di ICU. 

Memang terasa agak berat, tapi masih bisa dilaksanakan dengan baik, tidak ada bullying sama sekali, juga tidak ada permintaan uang tambahan. Selama 8 semester, semua peserta didik mendapat kesempatan yang sama untuk mengikuti kegiatan ilmiah di luar negeri sebanyak 1 kali, di dalam negeri tidak ada batasan dalam jumlahnya, dan semuanya dibiayai oleh pihak kampus.


Latest Post