Sharing PPDS Interna Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

27 May 2025 • Interna Universitas Indonesia

Sharing PPDS Interna Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Motivasi untuk menempuh studi PPDS bagi dokter cukup beragam. Ada yang ingin studi PPDS untuk menjadi kaya atau memiliki kesejahteraan yang lebih baik dibanding saat masih menjadi dokter umum, ingin menuntut ilmu, ada yang sudah lelah menjadi General Practitioner (GP), sekedar ikut - ikutan teman, atau bahkan hanya ingin coba - coba, iseng, atau menantang diri sendiri. 

Tidak ada yang salah dengan hal - hal tersebut tidak, selama bisa membuat seseorang menjadi termotivasi. Pertanyaan selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah, jika kita mendaftarkan diri dan kemudian diterima dalam PPDS, apakah kita sudah memiliki niat yang lurus atau niat yang baik. 

Hal ini karena apa yang kita harapkan dan cita -citakan tidak bisa segera terwujud, membutuhkan proses yang tidak singkat, dan pada akhirnya, yang berhasil menyelesaikan studi adalah mereka yang memiliki niat yang baik dan benar - benar serius untuk belajar. 

Hal kedua yang perlu kita perhatikan adalah, jika kita berniat mengikuti studi PPDS, kita harus menyiapkan fisik dan mental kita sebaik mungkin. Hal ini karena yang dibutuhkan saat studi bukan hanya hal - hal yang berkaitan dengan akademik, tapi juga fisik dan mental. 

Misalnya, kita diwajibkan untuk jaga malam dalam satu minggu sebanyak 30 jam, padahal pada pagi hari setelah jaga malam kita tetap harus melaksanakan studi atau kegiatan lain. Tentu hal - hal seperti itu akan menguras fisik dan mental kita sebagai peserta didik. 

Ditambah lagi, ada kebiasaan yang sudah menjadi rahasia umum, yaitu budaya feodalisme yang ada di sebagian lingkungan kampus. Hal itu juga bisa menguras fisik dan mental kita, karena sebelumnya kita sebagai dokter umum cenderung lebih sering dihormati oleh beberapa pihak, namun saat studi PPDS yang terjadi adalah sebaliknya. 

Hal ketiga yang harus kita siapkan adalah kecukupan finansial. Selain dibutuhkan dana untuk biaya studi, kita juga tidak bisa bekerja saat menjalankan studi dan ini berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, sekitar 4 - 5 tahun. 

Untuk itu dibutuhkan kecukupan finansial yang baik agar kita bisa melaksanakan studi PPDS sampai akhir, baik itu berasal dari dana pribadi, pasangan, orang tua, atau dari pihak lain. 

Terlebih bagi kita yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, dibutuhkan perencanaan matang terkait kecukupan finansial ini, karena jika kita studi PPDS, kehidupan kita dalam hal berkeluarga akan terpengaruh dan perlu adanya komunikasi dan adaptasi dari keluarga atau orang - orang terdekat kita. 

Keempat, yang perlu kita lakukan adalah memohon doa restu dari orang - orang terdekat kita. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, saat kita memutuskan untuk  menempuh studi PPDS, kehidupan orang - orang terdekat kita akan terpengaruh dengan keputusan kita tersebut, terlebih studi dilaksanakan dalam jangka waktu yang relatif lama. 

Untuk itu kita memerlukan doa dan restu dari mereka agar studi PPDS kita dapat berjalan dengan baik sesuai harapan. 

Jika keempat hal tersebut di atas sudah bisa kita penuhi, langkah selanjutnya adalah kita tentukan pilihan bidang atau program studi PPDS. Jika kita memiliki program studi ilmu penyakit dalam atau saat ini dikenal dengan Program Studi Interna, maka PPDS Interna Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (PPDS Interna FKUI) bisa menjadi pilihan untuk dipertimbangkan. 

Sebagai informasi, pada tahun 2022, jumlah pendaftar seleksi PPDS Interna FKUI sebanyak 80 orang, dan yang diterima sebagai peserta sebanyak 25 orang. Jumlah tersebut terbilang stabil tiap tahunnya. Tentu pada tahun - tahun tertentu mengalami kenaikan dan penurunan jumlah pendaftar dan peserta yang diterima, dikarenakan disesuaikan dengan kebutuhan universitas dan fakultas. 

Terkait biaya studi, pada tahun 2022, biaya studi PPDS Interna FKUI kategori Reguler, biaya awal masuk sebesar Rp 27,5 juta dan biaya studi per semester sebesar Rp 16,5 juta. Tentunya besaran biaya studi akan mengalami penyesuaian setiap tahunnya. 

Syarat - syarat pendaftaran ujian masuk PPDS Interna FKUI bisa dilihat pada halaman website http://penerimaan.ui.ac.id/page.registration. Saat kita mendaftarkan diri, kita diminta untuk membuat akun, untuk kemudian berkas - berkas yang disyaratkan diunggah melalui akun tersebut (dalam bentuk softcopy). 

Setelah berkas dinyatakan lengkap, dalam waktu kurang lebih 24 jam, kita akan mendapat email balasan yang berisi tentang langkah - langkah selanjutnya yang perlu dilaksanakan. Berkas - berkas fisik (hardcopy) dari berkas yang sudah diunggah akan dikumpulkan selanjutnya, menunggu informasi lebih lanjut dari panitia seleksi.  

Adapun syarat - syarat berkas pendaftaran antara lain: 

  • Persyaratan Umum
  1. Curriculum Vitae,
  2. Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku,
  3. Legalisir ijazah dan transkrip nilai sarjana dan dokter,
  4. Pengalaman klinis (diutamakan sesuai ketentuan dan kebutuhan) dengan melampirkan fotokopi SIP atau bukti pengalaman klinis lainnya,
  5. Asuransi kesehatan yang aktif dan dapat digunakan selama pendidikan (BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan).
  • Persyaratan Khusus
  1. IPK Gabungan SKed dan Profesi =/> 2,75 ,
  2. TOEFL ITP =/> 500 atau IELTS =/> 6,
  3. Pengalaman kerja klinis sebagai dokter umum di rumah sakit atau Puskesmas =/> 1 tahun di luar internship,
  4. Usia =/> 35 tahun untuk program Reguler dan Khusus. Untuk calon peserta yang berusia 35 - 40 tahun hanya bisa mendaftar untuk program Khusus,
  5. Calon peserta (dokter PTT, dokter militer, dokter instansi lainnya, dokter baru lulus) berasal dari Fakultas Kedokteran Negeri ataupun Kedokteran Swasta,
  6. Calon peserta (khusus PNS) melampirkan Surat Tugas dari atasan langsung,
  7. Calon peserta hanya boleh mendaftar maksimal 2 (dua) kali pada Program Studi Ilmu Penyakit Dalam atau Interna FKUI.
  • Biaya pendaftaran sebesar Rp 1.500.000,-.
  • Pada halaman website juga dicantumkan lebih detail tentang syarat dan biaya  pendaftaran masing - masing program studi (tiap program studi memiliki syarat yang berbeda - beda).

Untuk waktu dalam rangkaian seleksi penerimaan PPDS dibagi menjadi dua, seleksi PPDS pada semester genap dan seleksi PPDS pada semester ganjil. Seleksi PPDS pada semester genap dilaksanakan pada Bulan September sampai Desember, dan seleksi pada semester ganjil dilaksanakan di Bulan Februari sampai Juni. 

Dapat kita lihat, rangkaian seleksi pada semester genap memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan seleksi pada semester ganjil. Untuk itu jika kita memilih untuk mengikuti rangkaian seleksi pada semester genap, kita harus mempersiapkan segala hal yang diperlukan dengan lebih baik dan cepat. 

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan, pendaftaran SIMAK UI berbeda dengan pendaftaran PPDS. SIMAK UI mencakup pendaftaran studi secara umum, mulai dari S1 sampai S3, sedangkan untuk pendaftaran PPDS memiliki jadwal yang terpisah.  Agar mendapat informasi yang tepat, sebaiknya kita secara rutin memeriksa di halaman website pendaftaran yang sudah disediakan. 

Adapun materi Ujian Seleksi SIMAK PPDS Interna FKUI antara lain:

  1. Tes Psikologi
    Wawancara psikologi dan MMPI
  2. Tes Universitas
    Tes Potensi Akademik dan Tes Bahasa Inggris
  3. Tes Program Studi Interna

Computer Based Test bidang Interna, Tes Kesehatan (Rontgen, Thorax, Laboratorium, Narkoba, dan lain - lain), Objective Structured Clinical Examination (OSCE), Wawancara Program Studi.

Sistem penilaian yang digunakan dalam Ujian SIMAK UI (Tes Universitas) pada Tes Potensi Akademik (TPA) adalah sistem dengan pengurangan nilai jika salah menjawab soal. Jika benar dalam menjawab akan mendapat nilai 4, jika tidak menjawab mendapat nilai 0, dan jika salah menjawab akan mendapat nilai -1. 

Untuk itu dibutuhkan ketelitian dan pertimbangan yang baik saat kita menghadapi soal yang kita ragu - ragu untuk menjawabnya. Jika kita ingin menjawab dengan cara menebak, kita harus yakin bahwa tebakan kita memiliki kemungkinan jawaban benar yang lebih besar, karena jika salah akan mendapat pengurangan nilai sebesar -1. 

Kemudian, sistem dalam rangkaian Tahapan Ujian Seleksi, PPDS Interna FKUI ini menggunakan sistem all in. Artinya seluruh pendaftar mengikuti seluruh rangkaian tes dari awal sampai akhir. Total nilai dari masing - masing tahapan tes akan diakumulasikan dan diumumkan saat pengumuman kelulusan peserta didik. Dengan sistem ini, kita tidak mengetahui jumlah nilai yang kita capai pada masing - masing tahapan tes. 

Sebagai gambaran teknis pada beberapa ujian seleksi adalah sebagai berikut:

  1. Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
    Pada ujian ini, kita akan melakukan simulasi pemeriksaan klinis terhadap pasien. Saat melakukan simulasi, kita akan mendapat 5 - 6 pertanyaan atau perintah tentang kondisi pasien, misalnya perintah melakukan pemeriksaan batas jantung; jika jantung ternyata melebar dan ada suara tertentu pada jantung, apa diagnosis pada pasien; sesuai kasus tersebut, apa rencana tata laksana yang akan kita lakukan; dan seterusnya.  
  2. Ujian Wawancara
  • Ujian Wawancara saat Tes Psikologi

Ujian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang kepribadian kta. Pewawancara adalah seorang psikolog. Wawancara dilaksanakan menggunakan bahasa Indonesia.

  • Ujian Wawancara Program Studi

Yang menjadi pewawancara pada tes ini adalah profesor dan doktor dari program studi Interna FKUI,  dengan durasi kurang lebih 30 menit. Kita diminta menggunakan bahasa Inggris saat perkenalan dan menyampaikan hal tentang profil diri kita dalam bahasa Inggris: pengalaman kerja, prestasi, kelebihan dan kekurangan kita, dan sebagainya. Setelah itu, wawancara dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. 

Pertanyaan yang sering ditanyakan antara lain motivasi kita memilih prodi Interna, kelebihan dan kekurangan kita, bagaimana dukungan keluarga kita tentang studi PPDS kita, dimana tempat tinggal kita jika berhasil diterima PPDS, apa yang selanjutnya akan kita lakukan jika tidak diterima seleksi PPDS, dan seterusnya (tidak ada pertanyaan tentang teori atau materi ilmu penyakit dalam). 

Pada saat wawancara, tim pewawancara memberikan sedikit feedback terhadap hasil serangkaian tes yang telah kita lalui. Kita akan mendapat sedikit informasi mengenai hasil tes tersebut, pada tes apa kita mendapat nilai yang tinggi dan pada tes apa kita mendapat nilai yang kurang memuaskan. 

Kita juga akan mendapat pertanyaan tentang kategori pilihan saat kita mendaftar, reguler atau khusus. Jika kita memilih jalur khusus dan tidak lulus seleksi, apa yang selanjutnya akan kita lakukan; dan jika kita memilih jalur reguler dan ternyata tidak diterima seleksi, apakah kita bersedia untuk mengikuti seleksi melalui jalur khusus. Hal ini ditanyakan karena jalur khusus memerlukan biaya yang lebih besar daripada jalur reguler. 

  1. Tes Computer Based Test (CBT)
    Tes ini terdiri dari 50 butir soal. Pola materi soal yang diujikan bisa berubah - ubah tiap tahun, namun soal tentang kasus atau penyakit yang sering terjadi di Indonesia lebih sering keluar dari tahun ke tahun.   

Adapun tips dan trik dalam menghadapi ujian seleksi PPDS Interna FKUI adalah sebagai berikut:

  • Ujian Psikologi
  1. Menjawab dengan jujur. 
    Kita sebaiknya menjawab pertanyaan yang diajukan saat wawancara dengan jujur dan tidak dibuat - buat. Jika kita menjawab pertanyaan dengan tidak jujur, tim penguji akan mengetahuinya karena mereka merupakan orang yang memiliki keahlian dalam hal psikologi.
  2. Memberikan jawaban yang konsisten. 
    Hal ini sangat berkaitan dengan saran sebelumnya, bahwa jawaban yang kita berikan bisa konsisten jika kita menjawab pertanyaan dengan jujur dan tidak dibuat - buat. Jika jawaban kita tidak jujur, maka besar kemungkinan tidak akan konsisten, karena bukan merupakan hal yang sebenarnya.
  • Ujian Universitas
  1. Tes Potensi Akademik (TPA)
    Untuk menghadapi Ujian TPA, kita  sebaiknya sering mempelajari soal - soal latihan. Cara yang bisa ditempuh untuk belajar soal latihan adalah dengan mengikuti program bimbingan belajar (Bimbel, seperti DokterPost). Kita juga memiliki kesempatan untuk mengikuti Try Out dalam program Bimbel, untuk mengetahui tingkat kemampuan kita dalam mengerjakan soal latihan.
  2. Tes Bahasa Inggris
    Jenis soal yang diujikan dalam Tes Bahasa Inggris adalah reading dan structure. Kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi soal tersebut dengan cara mengerjakan soal - soal latihan TOEFL, karena soal dalam tes memiliki jenis soal yang hampir sama. Selain itu, kita juga bisa belajar tentang structure dengan membaca artikel - artikel dalam bahasa Inggris, seperti pada koran Jakarta Post. Hal itu karena ada beberapa soal yang membahas tentang topik di luar topik kesehatan atau medis. Kita juga bisa bergabung dengan bimbingan belajar seperti saran sebelumnya, dengan pertimbangan yang sama.
  3. Tes CBT
  • Dalam Tes CBT, soal yang diujikan berkaitan dengan materi tentang ilmu penyakit dalam. Untuk itu, kita harus mendalami penguasaan materi kita tentang tentang ilmu penyakit dalam. Cara yang bisa lakukan adalah dengan membaca buku. Buku - buku yang direkomendasikan untuk dipelajari adalah Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Buku Prinsip - Prinsip Ilmu Penyakit Dalam karya Harrison, dan Buku Saku Pocket Medicine karya Marc S. Sabatine.
  • Kita bisa pelajari pedoman, panduan, dan konsensus tentang penyakit - penyakit yang sering terjadi di Indonesia, misal penyakit hepatitis, TB, HIV, Gerd, Asthma, dan penyakit - penyakit yang lain.
  • Kita juga bisa memperdalam penguasaan materi tentang ilmu penyakit dalam dengan mengikuti webinar yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
  • Belajar dengan mengerjakan latihan soal, belajar bersama teman, dan belajar dari menonton video youtube juga bisa kita lakukan untuk memperdalam penguasaan materi kita.
  • Kita juga bisa bergabung dengan program bimbingan belajar seperti DokterPost untuk mengerjakan soal - soal latihan beserta pembahasannya.
  1. Tes Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
    Pada Tes OSCE, kita bisa melakukan persiapan dengan belajar atau membaca Buku Anamnesis, Buku Pemeriksaan Fisik (PF) Komprehensif FKUI, dan Buku Panduan Teknik Pemeriksaan Fisik (PF) Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
  2. Tes Wawancara Program Studi (Prodi)
  • Untuk menghadapi Tes Wawancara Prodi, kita bisa mencari informasi melalui senior.
  • Saat pendaftaran, sebaiknya kita membuat Curriculum Vitae kita dengan menarik. Sebisa mungkin kita sampaikan apa yang menjadi kelebihan kita, prestasi - prestasi kita, namun dengan bahasa yang tidak berlebihan. Hal itu karena, salah satu sumber atau acuan tim penguji saat wawancara prodi adalah CV yang kita lampirkan saat pendaftaran.
  • Kita juga perlu melakukan persiapan dengan belajar perkenalan menggunakan bahasa Inggris, karena saat perkenalan dalam wawancara, kita diminta menggunakan bahasa Inggris.

Kemudian terkait dengan kelebihan atau prestasi kita dalam akademik (misalnya memiliki karya ilmiah berupa jurnal, paper, pernah menjadi narasumber atau pembicara pada sebuah seminar, dan prestasi - prestasi sejenis) dan di luar bidang akademik (misalnya pernah menjuarai turnamen olahraga tertentu, prestasi dalam bidang seni, atau bahkan sebagai influencer media sosial dengan banyak pengikut), belum bisa diketahui pasti apakah hal - hal tersebut bisa menambah poin penilaian saat ujian seleksi. 

Jadi, sebaiknya jika kita memiliki hal - hal tersebut, kita lampirkan saat pendaftaran (disertakan saat mengumpulkan berkas - berkas fisik). Namun kita harus tetap menitikberatkan pada rangkaian ujian seleksi yang akan kita hadapi karena itu sudah bersifat pasti. Jika kita mendapat nilai yang baik dibanding peserta lain, kita akan berhasil lulus ujian, begitu juga sebaliknya.

Terakhir, bisa jadi kita merasa harus bekerja keras saat menjalani ujian seleksi PPDS Interna FKUI. Namun jika kita berhasil diterima dan bisa melaksanakan studi PPDS, kita akan dituntut untuk bekerja lebih keras lagi, melebihi kerja keras kita saat seleksi ujian masuk. 

Untuk itu, kita persiapkan diri sebaik - baiknya, agar kita bisa menghadapi  ujian seleksi dengan baik, lulus, dan kemudian menempuh studi PPDS Interna FKUI hingga selesai. Serta tidak lupa untuk meminta doa restu dari orang - orang terdekat, dan kita selalu berdoa kepada Tuhan, karena segala sesuatu terjadi atas ijin dari-Nya.