21 January 2025 • Patologi Klinik Universitas Gajah Mada
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) prodi Patologi Klinik (Patklin atau PK), semenjak pandemi covid-19 mengalami peningkatan peminatnya. Di Universitas Gajah Mada sendiri, yang berminat dan mendaftar hingga 24 orang, mengalami peningkatan 100% dari yang sebelum – sebelumnya. Artinya pendaftar biasanya dikisaran 10 orang, dengan kuota penerimaan antara 7 hingga 9 orang.
Sama dengan prodi lainnya di semua center, yang perlu disiapkan untuk mau ppds yaitu administrasi atau kelengkapan berkas, berupa file-file yang diminta yang menjadi syarat mendaftar. Untuk kelengkapan berkas bisa dicek di masing masing univesitas yang dituju. Karena disini yang dibahas adalah UGM, jadi pembahasan hanya tertuju pada UGM.
Di UGM, ada syarat bahasa inggris dan tes potensi akademik (TPA), ini masuk dalam kategori syarat bukan masuk dalam serangkaian ujian, yang mana jika kita gagal atau nilainya jelek, maka kita akan gugur. Karena ada beberapa center yang menerapkan bahasa inggris dan TPA menjadi salah satu tes masuk, seperti di universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Brawijaya (UB). Artinya kita punya waktu dan kesempatan untuk mengulang-ulang tes itu sampai mendapat nilai tinggi. Jadi nanti akan ada sertifikat bahasa inggris dan TPA, adapaun sertifikat yang biasa dipakai oleh UGM yaitu dari AcEPT dan PAPS. Sertifikat bisa juga menggunakan ITP atau LPTI (dari lembaga yan diakui oleh UGM).
Berkas yang tidak kalah pentingnya yang perlu disiapkan juga oleh kandidat yaitu surat rekomendasi. Surat rekomendasi kalau di UGM harus ada online dan tertulis, untuk rekomendasi online maksimal 2 rekomendasi. Satu yang pasti menurut kabar, konsulen tidak akan percaya jika tidak ada hitam diatas putih (Surat rekomendasi tertulis). Tipsnya : sebaiknya yang memberikan surat rekomendasi adalah dokter yang benar – benar mengenal kita, yang bisa ditelepon dan mau mengisi formulir online. Karena nanti surat rekomendasi tersebut akan dikonfirmasi lagi sama fakultas.. Jadi misal surat rekomendasi dari orang penting (misal : Bupati), kemudian beliau sibuk tidak bisa ditelepon saat dikonfirmasi, maka itu akan tidak baik. Maka dari itu sangat dianjurkan agar yang memberi surat rekomendasi adalah dokter yang mengenal kita, kemudian dekat juga, misal dokter patologi klinik di tempat kita bekerja. Berdasarkan pengalaman, ada juga yang meminta rekomendasi dari SpB tempat bekerja, intinya pilih dokter yang kooperatif yang dapat membantu kita.
Kemudian surat rekomendasi tempat kembali, nanti ketika wawancara akan ditanya juga setelah lulus mau kemana? Kalau sudah ada tempat kembali, jangan menjawab bahwa kita bersedia ditempatkan dimanapun, karena hal itu menunjukkan kalau kita tidak punya tempat kembali, dan mereka takut kalau akan kembali ke jogja.
Surat rekomendasi bisa juga dari magang atau menjadi asisten penelitian. Dalam tahap administrasi ini yang pasti berikan poin administrasi terbaik, karena disaat skor ujian tulis kita (mungkin) sama dengan yang lain, maka faktor lain ini yang akan membantu, misalnya nilai AcEPT, PAPS, seminar ilmiah yang mendukung dan punya publikasi ilmiah. Karena punya publikasi ilmiah itu akan menambah nilai. Jadi nilai tambahan itu sangat berpengaruh untuk menentukan ranking nantinya. Karena itu masuk di dalam apa yang diranking.
Untuk akademik, nanti ada tes MMPI, tes tulis, tes wawancara dan tes kesehatan. Tes tulis disini menggunakan pilihan ganda dengan total soal 50 soal. Jumlah soal ini meningkat dari sebelumnya yaitu 40. Jadi ada kemungkinan akan meningkat setiap tahunnya. Soalnya menggunakan bahasa indonesia. Kemudian, nanti tidak ada osce, begitu juga dengan jurnal reading, selama pandemi ini, tidak ada jurnal reading. Lalu soal-soal seputar covid, nanti akan keluar, seperti Gen covid itu apa saja? Sama tentang pemeriksaan pemeriksaan, misal apa saja yang ditemukan dari pemeriksaan darah pada covid? Misal NLR, PCR, dan Gennya, gen RDRP.
Sumber referensi yang dapat dipelajari untuk masuk ppds Patklin di UGM yaitu, belajar textbook yang dipakai sama UGM, jadi textbook yang dimaksud itu seperti bulletin yang isinya catatan kuliah S1, nanti itu ada 2 jilid, semua bisa dicopy di deket – deket UGM. Jadi bukan seperti textbook bahasa inggris gitu. Tips Belajar : selain belajar dari textbook, kepo sebanyak -banyaknya kepada senior yang sudah diterima. Minta soal-soal sebelumnya, kemudian ditulis ulang, biar lebih diingat, karena nanti akan kelihatan pola soalnya. Minta juga slide slide kuliah ppdsnya mereka. Jadi misal Kimia klinik, jadi belajar dari slide slide dosennya mereka. Kemudian ikut bimbel (seperti : doktercares). Tujuannya, agar proses pembelajarannya lebih terarah dan tidak blank. Karena Patklin ini kan teoritis banget, yang kalau misal kita tidak mengerti sub-sub apa saja di Patklin ini, akan blank. Jadi ikut bimbel ini tujuannya untuk lebih terarahkan.
Kalau ditanya bagaimana pebandingan soal yang ada di doktercares dan UGM, itu memang agak berbeda. Proporsi soal keluar juga tidak sampai 50%, karena mungkin pemateri doktercares kan dari Unair dan setiap center mungkin punya tipe soalnya sendiri, tapi pohon rantingnya semua sama. Jadi selama belajar soal, jangan menghafal soal tapi lebih ke mendetilkan soal. Misal tentang Anemia Mihi, jadi yaa pelajari semua tentang Anemia Mihi, misal Thalassemia, Anemia Defisiensi Besi, jadi tidak menghafal soal. Tambahan, kalau doktercares ini kan rata rata latihan soal, tapi kan ada pembahasannya. Nah dari pembahasannya itu dirangkum, misal di hematologi itu poin poinnya apa saja, kemudian diperdalam dan dicocokkan dengan soal-soal dari FK tempat kita mendaftar.
Informasi penting lainnya yang perlu diketahui kalau di UGM yaitu, akan dibagikan selebaran, mau ambil double degree S2 atau tidak, memang tidak ada kewajiban, cuma dari yang keterima, itu semua yang mencentang ingin mengambil double degree, jadi S2 MSc dan PPDSnya. Ada pengalaman, jadi pada saat itu ada saingan sejawat yang tergolong berat, karena sudah memiliki pengalaman magang 9 bulan di laboratorium Patologi Klinik dan dari luar jawa. Tapi ternyata dia tidak mencentang kalau dia mau S2, dia cuma sanggup ppds saja, dan ternyata dia belum diterima. Jadi nanti misal daftar di UGM harus dicentang dua-duanya, walaupun itu berat, misal sekolah double. Karena info dari senior, mereka tidak akan meluluskan jadi SpPK kalau S2 belum selesai. Double degree sendiri, sekolahnya di UGM tambahannya 6 bulan kuliah, sisanya sambil jalan. Untuk biaya, dibayar selama 2 tahun saja.
Selanjutnya yaitu wawancara, wawancara disini bisa jadi jadwalnya berbeda antar kandidat. prosedur penerimaan ppds PK, nanti semua tergantung kebijakan prodi. Misal dari 24 orang pendaftar, ada yang wawancara dulu, ada juga yang tes tulis dulu. jadi 12 orang pertama tes wawancara, kemudian keesokan harinya tes tulis, kalau tes tulis ini dilakukan serentak semuanya. Lalu 12 orang lainnya melakukan wawancara keesokan hari setelah ujian tulis. jadi yang dapat jatah wawancara setelah tes tulis, ada kemungkinan ketika wawancara akan dilihat juga hasil tes tulisnya. Sedangkan untuk yang dapat jatah wawancara sebelum tes tulis, lebih tidak akan menyangkut tentang teori.
Wawancara di UGM, yang hadir secara langsung nanti KPSnya saja, sedangkan yang lainnya via zoom, yang bertanya total kurang lebih 7 atau 8 konsulen. Untuk pertanyaannya setengah pakai bahasa indonesia setengahnya lagi pakai bahasa inggris. Jadi suka-suka konsulen akan bertanya menggunakan bahasa apa. Kalau konsulennya tanya menggunakan b.inggris, kita harus menjawab menggunakan bahasa inggris. Begitu juga kalau menggunakan bahasa indonesia.
Adapun pertanyaan yang biasanya atau sering ditanyakan ketika wawancara, diantaranya : Pertanyaannya kenapa pilih PK? Apa terisnpirasi dari dr. PK tempat bekerja? Pengalaman klinik yang paling menarik? Termasuk pengalaman di laboratorium? Dan banyak pertanyaan lainnya, yang pasti ketika ditanya selama wawancara, jawab dengan jujur. Jangan berbohong karena, dari satu pertanyaan itu akan merambat ke pertanyaan lainnya, jadi misal berbohong akan ketahuan. Jadi saat wawancara adalah kesempatan kita untuk menunjukkan apa kelebihan kita dibanding sejawat yang lain, misalnya kalau kita punya RS tempat kembali atau kita dapat beasiswa LPDP atau utusan daerah, itu akan menjadi nilai plus di Patklin UGM. Tunjukkan kelebihan tapi jangan over PD, jadi sewajarnya.
Nanti akan ditanya juga tentang pengalaman organisasi dan manajemen konflik, seperti misal ada konflik di angkatan, penyelesaiannya gimana? Kemudian misal ada anggota yang tidak mau bekerja, bagaimana? Untuk pertanyaan ini dijawab sewajarnya sesuai kemampuan atau pengalaman yang kita miliki.
Sharing experience
Sebelum masuk ppds, yang pertama luruskan niat, karena niat yang mulia insya Allah akan seimbang dengan usaha kita. perbanyak doa dan yang pasti minta restu keluarga. Dulu pernah daftar di UB dan Undip, saat di undip lulus tes tulis, cuma pas tes kesehatan, ternyata hamil. Maka diminta untuk mengundurkan diri. Kemudian kalau di UB, di mata saya ada kelainan, dikonfirmasi stereoskopi saya kurang baik, dan kurang baik untuk jadi dokter mata. Akhirnya mulai meluruskan niat lagi, krn sekolah tidak hanya untuk mengejar dan meningkatkan kualitas hidup, tapi diniatkan pula untuk ibadah. kemudian keluarga bilang kalau bisa di jogja saja, akhirnya direstui di jogja.
Alasan kenapa pilih Patklin, karena kalau di Mata UGM saat itu susah ditembus oleh swasta terutama dari UMY, entah ada blacklist atau apa, cuma dari senior bilangnya memang begitu, selain itu juga krn ada kelainan tes kesehatan, akhirnya memutuskan untuk memilih patklin. Kenapa memilih patklin ini juga jadi pertanyaan yang sering ditanyakan ketika wawancara, ketika menjawab ini sarannya jangan menunjukkan kalau Patklin itu pilihan kedua. Berikan alasa logis yang bisa diterima. Pengalaman pribadi : seiring berjalannnya waktu saya praktik saya itu penasaran setiap saya ingin mendiagnosa suatu penyakit, saya ingin melihat langsung di laboratorium seperti apa penampakan penyakitnya, misal cek urin, cek darah, itu bagaimana penampakannya dibawah mikroskop. Dan itu seru sekali mencocokkan apa yang kita curigai dan kita cek langsung di lab dan itu memberikan kepuasan buat saya sendiri. Kemudian menurut saya PK itu ilmu yang bisa membantu semua bidang dala, membantu diagnosa. Jadi ilmu yang sangat sangat bermanfaat.
Hal ini berhubungan dengan pengalaman kerja di lab, ini ada kemungkinan akan ditanya juga. Kalau dari pengalaman pribadi, saat saya kirim sampel, saya akna mendiagnosa suatu penyakit di IGD, misal GO, itu saya ke lab untuk melihat bagaimana bentuk kuman GO di bwah mikroskop, dan mensingkronkan anatara penyakit dan pemeriksaan yang kita inginkan dan kita melihat sendiri itu menjadi suatu kepuasan sendiri bagi saya. nah itu boleh dijelaskan, walaupun kita tidak punya surat magang atau aspen.
Kemudian ditanya juga, apa kasus menarik yang ditemui selama menjadi dokter iGD? Waktu itu saya menjawab bukan tentang PK, tapi tentang fraktur terbuka. Kemudian ditanya apa yang kamu lakukan? Jadi mereka pengen melihat bagaimana jalan kita berfikir sebagai seorang dokter. Apakah kita semena mena mengambil alih job yang kompetensi yang bukan milik kita? atau saatnya kita rujuk, akan kita rujuk. Jadi mereka lebih menilai tentang kepribadian. Karena ynag namanya wawancara, kan prose mengenal antara konsulen dengan calon ppds. Jadi mereka ingin mengenal bagiamana sih sifat kita mengahadapi suatu masalah.
Pertanyaan wawancara seputar keluarga, ditanya menggunakan bahasa inggris Kemarin ditanya, tentang suami? Misal ditinggal ppds, anak anaknya bagaimana? Kemarin saya menjawab menjawab, pertama terima kasih dok untuk pertanyaannya. Disni menyadarkan saya bahwa saya mempunyai 2 peran penting, sebagai seorang ibu dan sebagai residen, saya akna menanyakan dulu apakah di rumah ada yang bisa menghandle selain saya? misla apakah ayahnya, nenek atau ARTnya. Jika tidak ada yang bisa menghandle, maka saya akan bertanya ke temen temen jaga, apakah temen jaga saya bisa membackup jaga saya pada saat itu apa tidak? Kalau memang bisa, maka saya izin dulu. Jika diizinkan, yaa saya izin utnuk tidak masuk pada saat itu dok. jadi jangan dilebih lebihkan, yang kira kira memang akna kita lakukan.
Pembiayaan, ini juga akan ditanyakan ketika wawancara, kemarin saya menjawab, insya Allah 5 tahun saya bekerja, saya sudah sedikit banyak menabung untuk persiapan saya sekolah, selain itu suami saya juga masih bekerja dan orang tua insya allah siap membantu, jika ternyata memang dibutuhkan. Kalau di patklin, tidak ditanya sampai rekening koran. Karena kalau di ugm ada juga yang ditanya hingga rekening koran, diiminta ngeprint dan harus ada minimalnya. Kalau di patklin, tidak seperti itu. Yang penting kita bisa meyakinkan kalau kita sudah menyiapkan. Dan biaya pk di ugm bisa dibilang tergolong murah dibanding prodi lain. Sekedar untuk bayangan, biaya S2 dan PPDS itu persemester 13 jt, itu double degree selama 2 tahun. Mulai tahun ke 3, ppdsnya persemester 9 jt. Dan senioritas di ugm, tidak ada. Jadi masih terjangkau.
Proses wawancara di UGM semua dilakukan secara offline, makanya semua kandidat diminta untuk tes pcr semua Kalau positif dianggap tidak mendaftar di semester itu, jadi harus ngulang di semester berikutnya. Jadi saat di exam, kalau di UGM ada hari dimana kita harus pcr sebelum ujian, jadi jangan kemana mana. Karena berdasarkan pengalman pada saat pcr, ada yang positif. nah disitu tidak diperbolehkan mengikuti ujian. Itu sudah mengurangi saingan, padahal yang positif itu retaker dan retaker biasanya lebih diutamakan. Dan pada saat exam, jangan lupa berdoa, tidur lebih awal, percaya diri dan humble.
Setelah ujian yang pasti perbanyak doa, karena berdasarkan keyakinan saya tidak ada yang bisa mengubah apapun kecuali Allah. Karena pada saat ujian, gosipnya banyak sekali yang daftar, waktu itu ada yang menantu konsulen, anak konsulen, sedangkan senior bilang kalau dari UMY setiap periode maksimal cuma 1 yang lolos. Belum pernah ada sejarah lebih dari satu. Dan ternyata menantu konsulen itu anak UMY juga. Jadi perbanyak doa saja. Jadi PKnya UGM masih fair antara nilai yang didapat dari kandidat walaupun dia dari darah biru belum tentu diterima.
Intinya fokus pada upaya bukan pada ke khawatiran. Persiapkan dengan baik untuk semua tahapnya, apalagi misal kita dari kampus swasta dan bukan darah biru juga. Perbanyak latihan baik latihan soal, latihan untuk pabs dan acept agar mendapat nilai tinggi, latihan wawancara pakai bahasa inggris, persiapkan sertifikat sertifikat yang dapat menunjang dan memberi tambahan nilai. Karena kan rata rata, orang liat saingannya orang wah maka akan minder untuk diterima. Bahkan senior juga pada bilang dan merekomendasikan agar daftarnya periode depan saja mengingat pendaftarnya banyak sekali dan bukan orang biasa biasa, dan nerimanya cuma 9 orang. Jadi fokuslah pada upaya.
20 March 2025
6 February 2025
Bergabung dengan DokterCares Untuk persiapan PPDS