Sharing PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang Sumatera Selatan

3 May 2025 • Kulit Universitas Sriwijaya

Sharing PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang Sumatera Selatan

Salah satu cita - cita seorang dokter adalah menempuh pendidikan yang lebih tinggi agar memiliki ilmu dan keterampilan yang lebih baik untuk melayani pasien dan bahkan masyarakat. 

Cara yang bisa ditempuh adalah dengan mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Ada banyak sekali bidang pada PPDS. 

Jika  sebagai seorang dokter, kita memiliki minat terhadap bidang kulit dan kelamin, kita dapat mendalami bidang dermato venereologi, dan salah satu center yang bisa kita tuju adalah PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang (PPDS DV FK Unsri).

Pembukaan pendaftaran PPDS DV FK Unsri biasanya dimulai pada akhir Bulan April, ujian seleksi dilaksanakan pada Bulan Mei, dan pada Bulan Juni sudah ada pengumuman peserta didik yang lulus seleksi dari pihak kampus, serta pada Bulan Juli  aktivitas studi sudah dimulai.   

Ujian seleksi masuk PPDS DV FK Unsri dilaksanakan dalam dua hari, hari pertama ujian tulis dan hari kedua tes wawancara. Selain dua hari itu, akan dilaksanakan tes MPPI dan tes kesehatan (jadwal menyesuaikan).

Terkait persiapan ujian masuk PPDS DV FK Unsri ini, hal pertama yang perlu kita siapkan adalah persiapan kognitif. Artinya kita harus mempelajari hal - hal terkait center PPDS yang akan kita tuju, atau dalam hal ini, hal - hal terkait dermato venereologi. Buku - buku yang harus dipelajari antara lain: 

  • Buku Ajar Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI (biasa dikenal dengan Buku Merah),
  • Buku Fitzpatrick’s Color Atlas And Synopsis Of Clinical Dermatology dan Buku Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, dan 
  • Andrews’ Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 

Terkait tes tulis pada ujian masuk, hal itu sangat tergantung pada kita sendiri dan kondisi saat kita tes. Ada saatnya soal tes terasa sulit dikerjakan, ada saatnya juga terasa mudah. Materi soal pun kadang ada yang berulang dari tahun ke tahun, namun ada juga soal baru yang muncul.

Untuk materi ujian pada tes tulis dibagi menjadi 2, yaitu bersifat umum dan bersifat spesifik keilmuan. 

Contoh materi soal yang bersifat umum yaitu tentang hukum - hukum dalam ilmu kedokteran, hal - hal yang harus kita ketahui saat praktek kedokteran, apa manfaat membuat SIP dan STR, apa saja hal yang termasuk kelalaian kecil dan berat bagi seorang dokter. 

Sedangkan untuk soal yang bersifat keilmuan, tentunya pertanyaan yang diajukan adalah tentang dermato venereologi. jumlah total soal ada 100 butir berjenis Pilihan Ganda (tidak ada esai), dikerjakan dengan tulisan tangan, dan menggunakan bahasa Indonesia. 

Materi keilmuan yang ada di dalam soal pun variatif dari tahun ke tahun, terdiri dari berbagai divisi, misalnya infeksi dan non infeksi, kosmetik, alergi imunologi, dan dermatologi umum. Tingkat kesulitan soal juga variatif, ada yang sangat mudah, namun ada sekitar 10% soal yang tingkatnya advance. 

Kemudian saat ujian wawancara, kita akan ditempatkan pada empat ruangan secara bergilir (ruangan 1 - 4) dan di tiap ruangan terdiri dari 2 - 3 konsulen atau pewawancara. Pada jadwal yang tertera, durasi wawancara tiap ruangan adalah 20 menit. 

Namun dalam kenyataannya durasi wawancara bersifat relatif dan tidak bisa dipastikan, karena tergantung pada keadaan kita dan pewawancara saat di dalam ruangan. 

Misalnya, jika pewawancara kebetulan suka dengan kita, maka proses wawancara bisa memakan waktu lebih lama karena pewawancara “suka ngobrol” dengan kita, begitu juga sebaliknya. 

Pertanyaan – pertanyaan yang disampaikan saat wawancara lebih bersifat ke hal - hal terkait pribadi kita, tentang kesiapan  dan determinasi kita untuk menempuh studi PPDS. 

Kita harus bisa meyakinkan kepada tim penguji atau konsulen bahwa kita bisa membantu tugas mereka saat bekerja di rumah sakit. Tim penguji pada tes wawancara terdiri dari direksi rumah sakit, dan beberapa kepala bagian terkait. 

Hal pertama yang biasa ditanyakan saat wawancara adalah mengenai latar belakang kita, misalnya sebelumnya kita pernah bekerja dimana, apakah sudah berkeluarga atau belum, apakah kita sudah siap untuk menempuh studi PPDS dan apakah keluarga mendukung kita. 

Tim penguji mengajukan pertanyaan - pertanyaan tersebut untuk memastikan apakah keluarga kita sudah siap jika kita menjalani studi PPDS. Karena studi PPDS jauh berbeda dengan kuliah biasa, kita akan jarang pulang, harus tinggal lebih lama di tempat kita menempuh studi. 

Kemudian, saat ingin mengetahui tingkat ketertarikan kita terhadap bidang dermato venereologi, pewawancara tidak akan mengajukan pertanyaan seperti apa yang membuat kita tertarik dan mengapa kita memilih bidang dermato venereologi, melainkan akan bertanya tentang seminar apa saja yang dulu pernah kita ikuti dan sebelum mendaftar pada bidang dermato venereologi ini kita mendaftar ke bidang apa saja. 

Sebaiknya kita menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut dengan menjelaskan bahwa kita sudah sejak lama memiliki ketertarikan dalam bidang dermato venereologi, tentunya akan lebih baik jika disertai dengan bukti - bukti tertulis, seperti sertifikat seminar, karya ilmiah, dan berkas - berkas sejenis lainnya.

Saat ujian wawancara, bisa jadi kita akan mendapat pertanyaan tentang nama direktur, sekretaris, dan bendahara rumah sakit, serta nama - nama Kepala Program Studi yang saat itu menjabat. 

Untuk itu kita harus menyiapkan jawabannya, karena hal itu menunjukkan tinggi atau rendahnya minat dan pengetahuan kita terhadap PPDS DV FK Unsri. 

Selain pertanyaan tentang latar belakang kita, alasan kita memilih bidang, dan materi keilmuan dermato venereologi, saat wawancara terkadang ada pertanyaan tentang keterampilan, hobi, atau minat kita di luar hal tersebut di atas. 

Misalnya, apa yang menjadi hobi kita, apakah kita bisa menyanyi, apa olahraga kesukaan kita, dan apa keahlian kita di luar bidang dermato venereologi. 

Pertanyaan ini sebaiknya kita jawab dengan penuh keyakinan, tanpa ada keraguan, karena tidak menutup kemungkinan kita memiliki ketertarikan yang sama dengan yang dimiliki pewawancara, dan itu bisa mencairkan suasana serta menjadi nilai tambah bagi kita. 

Wawancara dilaksanakan menggunakan bahasa Indonesia, namun ada kalanya menggunakan bahasa Inggris. 

Selain hal tersebut di atas, “peraturan tidak tertulis” dalam wawancara juga memiliki peran penting pada penilaian tim penguji kepada kita. 

Contohnya antara lain: sebelum masuk ruangan kita ucapkan salam terlebih dahulu, sebelum duduk kita ijin terlebih dahulu, kesopanan saat menjawab pertanyaan terutama pertanyaan yang menekan atau memojokkan kita,  sikap kita saat kita panik apakah berlebihan atau tidak, dan ha - hal lain yang sejenis.

Hal - hal yang bersifat subjektif terkadang tidak dapat dihindari saat wawancara, misal kita memiliki almamater yang sama atau kita sudah kenal sebelumnya dengan pewawancara. 

Namun subjektivitas tersebut tidak selalu berpengaruh terhadap keseluruhan penilaian tim penguji kepada kita, karena jika kita memiliki hasil tes yang tidak memenuhi kriteria, maka besar kemungkinan kita tidak akan lulus seleksi.

Selain ujian tulis dan tes wawancara, ada juga tes journal reading. Pada tes journal reading ini, kita diberikan satu jurnal dalam bahasa Inggris dan kita diminta untuk mengartikannya ke dalam bahasa Indonesia. 

Setelah itu tim penguji akan mengajukan beberapa pertanyaan, seperti jurnal tersebut membahas tentang apa, ada hubungan yang signifikan atau tidak, apa kesimpulan jurnal, apakah jurnal tersebut bermanfaat, bisakah materi pada jurnal diimplementasikan di Indonesia, dan seterusnya. 

Adapun sedikit gambaran tentang pengalaman menempuh studi PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang, yaitu kita harus selalu menjaga semangat dalam menempuh studi. 

Hal ini karena studi yang kita tempuh tidaklah mudah. Salah satu tujuan kita dalam menjalani PPDS adalah untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan itu memerlukan pengorbanan, ada hal yang harus kita bayar yang tidak selalu bersifat materi, misalnya kita harus berpisah sementara dari keluarga, kita tidak bisa bertemu dengan ayah, ibu, dan suami - istri, dan anak - anak kita,  

Salah satu hal yang bisa membuat kita bertahan adalah menjalin hubungan baik dengan teman - teman satu angkatan, dan teman dari jurusan lain. Dengan memiliki hubungan baik dengan mereka, kita bisa saling menyemangati selama perjalanan studi kita.

Kita juga harus selalu mengingat niat dan tujuan awal dalam menempuh studi di PPDS, yaitu untuk meningkatkan kualitas pribadi agar bisa melayani pasien dan masyarakat dengan lebih baik. 

Selama menempuh studi, kita juga perlu memiliki sifat rendah hati. Bisa jadi studi PPDS ini merupakan masa peralihan bagi kita, dari yang sebelumnya kita berprofesi sebagai dokter di rumah sakit atau klinik yang dihormati oleh perawat dan pasien. 

Namun saat studi PPDS ini, hal tersebut tidak terjadi, karena kita harus menyelesaikan pembelajaran, sekaligus membantu senior dan konsulen saat di rumah sakit 

Untuk itu, sebaiknya kita menghormati semua pihak yang berhubungan dengan kita, karena kita akan selalu membutuhkan bimbingan dari mereka.