Sharing PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret

20 April 2025 • Kulit Universitas Negeri Sebelas Maret

Sharing PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret

Bagi seorang dokter yang ingin melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu dengan mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis, center dermato venereologi bisa menjadi salah satu pilihan yang dipertimbangkan.

Hal - hal yang bisa menjadi pertimbangan untuk mendaftar PPDS Dermato Venereologi, antara lain: 

pertama, kulit merupakan organ pada tubuh manusia yang paling luar dan berfungsi untuk melindungi organ tubuh yang lain dari patogen - patogen yang bersifat fisik maupun kimia sepanjang manusia hidup. 

Kedua, seluruh sifat penyakit yang dipelajari dapat dilihat atau kasat mata, dan tindakan atau tata laksananya juga terlihat atau bisa diamati.

Sedikit gambaran tentang materi yang akan dipelajari pada bidang dermato venereologi. Selain mempelajari tentang organ kulit dan kelamin serta penyakit - penyakitnya, peserta didik juga akan belajar tentang imunologi, atau ilmu tentang kekebalan tubuh. 

Peserta didik dituntut untuk bisa menjelaskan dari segi patofisiologi, patogenesis, dan mikromolekul pada suatu lesi atau kejadian tertentu pada pasien. Untuk itu disarankan bagi calon peserta didik untuk melakukan persiapan dengan belajar tentang imunologi sebelum masuk PPDS Dermato Venereologi.

Salah satu universitas yang bisa menjadi pilihan calon peserta didik untuk menempuh studi PPDS Dermato Venereologi adalah Universitas Negeri Surakarta Sebelas November, atau biasa dikenal dengan UNS. Pada tahun 2021, jumlah pendaftar pada center PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret sebanyak 75 orang. Kemudian yang berhasil lolos pada Tahap 1 sebanyak 15 orang, dan yang berhasil diterima sebanyak 5 orang.

Jika calon peserta didik ingin masuk ke PPDS Dermato Venereologi, calon peserta didik harus memiliki 3 hal, yaitu alasan kuat mengapa ingin masuk ke PPDS tersebut, kedua komitmen untuk keluar dari zona nyaman, dan yang ketiga adalah berani atau bersedia untuk menjalani proses yang melelahkan.

Adapun syarat dan tahapan pada Ujian Masuk PPDS Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret, antara lain:

  1. Ujian Seleksi Berkas

  • Buat CV sebaik mungkin.

Peserta disarankan untuk menceritakan perjalanan studi dan karir di bidang kedokteran dengan sistematis,

  • Lampirkan karya ilmiah dan berkas - berkas sejenis.

Hal ini dapat menunjukkan tingkat minat peserta terhadap bidang dermato venereologi. Karya ilmiah yang dilampirkan dapat berupa sertifikat seminar atau webinar, simposium, paper, case report saat membantu penelitian konsulen, jurnal, dan karya ilmiah lain.

  • Sertakan pengalaman kerja atau magang.

Peserta harus menyertakan pengalaman kerja atau magang karena sangat jarang program dermato venereologi yang menerima fresh graduate. Pengalaman kerja yang disyaratkan adalah minimal selama satu tahun.

  • Lampirkan rekomendasi.

Contoh rekomendasi yang bisa dilampirkan antara lain: rekomendasi dari dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, Kepala Daerah Kabupaten, dan Direktur RSUD. Yang perlu diperhatikan, sifat dari rekomendasi ini lebih ke harus ada tetapi bukan yang utama. Artinya, penilaian utama dari tim penguji tetap pada hasil tes yang telah dilalui peserta, sedangkan rekomendasi hanya bersifat penunjang..

  1. Ujian Akademik

  1. Ujian Tahap Pertama

  • Tes Potensi Akademik (TPA)

Peserta wajib melaksanakan Tes TPA dengan hasil skor 300. Peserta bisa melaksanakan Tes TPA di luar jadwal ujian, dengan mengikuti Tes TPA yang dilaksanakan oleh Bapenas, karena satu - satunya lembaga dari luar universitas yang diijinkan oleh UNS untuk melaksanakan tes dan hasilnya bisa dilampirkan untuk ujian masuk PPDS hanya Bapenas. 

Jadi peserta bisa mengikuti beberapa kali tes TPA melalui Bapenas, hingga hasil skor yang diinginkan tercapai, untuk kemudian hasilnya dilampirkan saat pendaftaran PPDS. Bagi peserta yang berstatus sebagai ASN dan memiliki bukti hasil tes TPA pada saat CPNS dengan skor di atas 300, hasil itu bisa disertakan dan dianggap lolos Ujian Tahap Pertama.

  • Tes TOEFL

TOEFL merupakan salah satu tantangan terbesar untuk peserta kuasai, karena saat menempuh studi di dermato venereologi, peserta dituntut untuk menulis karya ilmiah menggunakan Bahasa Inggris ilmiah. Skor TOEFL yang harus dicapai peserta adalah diatas 500. 

Jika peserta bisa mencapai skor tersebut, peserta dianggap sudah memenuhi kriteria dalam menguasai Bahasa Inggris ilmiah. Dalam memenuhi persyaratan Tes TOEFL, peserta bisa menggunakan cara yang sama dengan saat Tes TPA, yaitu dengan mengikuti tes di luar UNS, dan hasilnya dilampirkan saat mengajukan pendaftaran.

  1. Ujian Tahap Kedua

  • Tes Tulis

Tes Tulis terdiri dari 100 butir soal dan dikerjakan dalam waktu 200 menit dengan menggunakan Bahasa Inggris. Standar soal yang diujikan setingkat dengan ujian nasional di bidang dermato venereologi.

Untuk menghadapi Tes Tulis, peserta bisa melakukan persiapan dengan mengerjakan soal - soal ujian nasional yang saat itu sedang berlangsung. Hal ini karena, soal - soal yang keluar saat Tes Tulis PPDS tidak jauh berbeda dengan soal - soal ujian nasional tersebut. 

Selain itu, peserta bisa belajar dengan mengerjakan soal - soal latihan, yang bisa peserta dapatkan dengan bertanya kepada senior, atau bisa juga dengan mencari informasi dari fotokopi sekitar kampus. Adapun referensi buku yang bisa dipelajari antara lain: Buku Fitzpatrick’s Color Atlas And Synopsis Of Clinical Dermatology dan Buku Panduan Praktik Klinis Terbitan Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Banyak materi soal tes tulis yang keluar dari buku - buku tersebut, dari yang bersifat diagnostik sampai terapi.

  • Ujian Esai Berupa Refleksi Diri

Pada ujian ini, peserta diminta untuk menuliskan dengan tulisan tangan tentang perjalanan hidup peserta, dari hal pendidikan awal, sampai karir yang saat itu dijalani.

  • Tes Wawancara

Tes Wawancara dilaksanakan setelah Tes Tulis, terdiri dari 4 orang penguji, dengan posisi jabatan sebagai direktur, dekan, dan dari pihak rektorat.

Saat Tes Wawancara, tim penguji tes wawancara sudah memegang hasil Tes Tulis peserta, dan akan menjadi salah satu acuan untuk mengajukan pertanyaan.

Kemudian, pertanyaan pertama yang sering diajukan adalah motivasi peserta masuk PPDS Bidang Dermato Venereologi di Fakultas Kedokteran UNS. Pertanyaan ini bisa jawab dengan menjelaskan tentang apa yang membuat kita tertarik mendalami bidang Dermato Venereologi, baik berangkat dari pengalaman pribadi kita atau potensi di masa yang ingin kita capai terkait bidang Dermato Venereologi.

Tidak jarang, saat tes wawancara, ada beberapa pertanyaan yang bersifat menekan tentang komitmen kita selama PPDS berlangsung.. Hal ini dilakukan untuk menguji peserta, apakah apakah peserta bisa menemukan solusi jika ada hal - hal yang bersifat menghambat saat peserta melaksanakan studi. 

Misalnya, jika peserta sudah berkeluarga dan memiliki anak, kemudian anak sakit, apa yang akan peserta lakukan. Saat mendapat pertanyaan seperti ini, peserta harus bisa memberi penjelasan yang bersifat memberi solusi agar studi PPDS bisa tetap berjalan, misalnya dengan meminta istri untuk merawat anak peserta yang sakit dan peserta memantau dari jauh.

Selain itu, pastinya akan ada pertanyaan tentang Dermato Venereologi. Disarankan peserta tidak menyebut hal terkait Dermato Venereologi yang peserta tidak paham, karena hal yang peserta sebutkan tersebut akan langsung ditanyakan oleh tim penguji. 

Misalnya peserta menyebut tentang sub bidang Dermato Venereologi tertentu, tim penguji akan langsung minta penjelasan lebih jauh tentang sub bidang tersebut. Jika peserta tidak bisa menjawab dengan baik, maka akan menjadi kekurangan bagi peserta saat tes wawancara.

Pada Tes Wawancara akan ada Tes Journal Reading. Peserta diminta untuk membaca dengan cepat jurnal yang sudah disediakan dan diminta untuk menjelaskan isi jurnal tersebut. Disarankan saat membaca jurnal, yang pertama dibaca adalah bagian pojok kanan dan kiri atas yang menunjukkan publisher dan tahun terbit jurnal, kemudian judul, jika masih ada waktu, dibaca bagian abstract dan conclusion. 

Saat menjelaskan isi, peserta sebaiknya tidak hanya menjelaskan isi sesuai dengan yang tertulis pada jurnal, tapi juga menambahkan critical appraisal, misalnya apakah jurnal tersebut valid, applicable, dan seterusnya. Hal itu bisa menjadi nilai lebih bagi peserta dibanding peserta yang lain. Tes Journal Reading ini dilakukan dengan menggunakan Bahasa Inggris.

Selain melakukan tes mengenai bidang dermato venereologi saat wawancara, ada tujuan lain yang ingin dicapai oleh tim penguji, yaitu, 

pertama, mengantisipasi perundungan di kalangan peserta studi PPDS. Tim penguji akan mengajukan pertanyaan tentang Pancasila dan UUD 1945, yang mengacu pada persatuan dan kesatuan. 

Kedua, memberi pemahaman bahwa saat peserta didik beraktivitas di rumah sakit, peserta didik tunduk pada peraturan dan tugas - tugas di rumah sakit tersebut. 

Ketiga, untuk mengantisipasi bibit radikalisme yang bisa jadi tumbuh di kalangan peserta didik. Contoh pertanyaan yang diajukan kepada peserta untuk mengetahui hal tersebut adalah apakah peserta bersedia dikirim ke negara Palestina dan apa tanggapan peserta tentang negara khilafah atau negara dengan sistem pemberlakuan hukum Islam . 

Jawaban peserta dari pertanyaan ini bisa mencerminkan tinggi rendahnya bibit radikalisme. Sebaiknya peserta menjawab dengan hal bersifat umum, misalnya jika itu sudah merupakan tugas maka bersedia, hanya saja untuk saat ini peserta masih ingin mengabdikan diri pada Negara Indonesia, dan untuk jawaban pertanyaan kedua, peserta menyampaikan bahwa peserta beragama Islam, namun untuk pemberlakuan hukum, peserta menganut pada Pancasila dan UUD 1945.

Kemudian, pertanyaan yang juga sering diajukan oleh tim penguji adalah tentang pembiayaan studi PPDS peserta. Peserta harus bisa menjawab pertanyaan ini dengan baik dan jelas, tim penguji ingin memastikan studi peserta tidak terputus di tengah jalan akibat faktor pembiayaan. 

Jika sumber pembiayaan peserta berasal dari dana pribadi, peserta dapat menjawab dengan menyampaikan bahwa, misalnya mendapat dukungan dari orang tua. Yang perlu diperhatikan, jangan sampai peserta menyebut nominal dana saat wawancara. Jika tim penguji menanyakan jumlah dana yang dimiliki peserta, peserta cukup menjawab dengan insya Allah dana peserta cukup untuk menempuh studi PPDS.

  • Tes Kesehatan

Salah satu hal yang bisa peserta lakukan untuk menghadapi Tes Kesehatan adalah dengan memiliki kebiasaan olahraga yang baik, agar terhindar dari stres dan memiliki kesehatan yang baik.

  • Tes Psikologi

Tes psikologi berlangsung dari pukul 09:00 - 15:00 WIB. Model soal tes psikologi ada sekitar 6 - 7 model. Saat tes psikologi ini, kondisi psikis peserta akan terasa lebih tertekan karena peserta harus mengerjakan tes dengan baik, sedangkan fisik dan psikis sudah mulai terkuras. Peserta sebaiknya menjawab soal pada tes psikologi dengan jujur dan apa adanya, namun menghindari indikasi yang menyimpang secara kejiwaan, misalnya keinginan untuk membunuh dan mental disorder lainya.

Berikut beberapa saran bagi peserta yang ingin mengikuti PPDS Dermato Venereologi:

  1. Miliki persiapan yang matang dan perhatian tidak bercabang.

Perhatian yang bercabang pada peserta akan berpengaruh pada persiapan yang akan dilakukan. Contoh perhatian yang bercabang antara lain: belum benar - benar mantap memilih bidang Dermato Venereologi, ada hal - hal yang mengganggu terkait pekerjaan sehari - hari, harus melakukan persiapan pernikahan, ada agenda keluarga yang terbilang besar, dan hal - hal lain yang bisa memecah perhatian peserta terhadap persiapan untuk masuk ke PPDS.

  • Mendekat ke canter yang dituju.

Peserta bisa mulai mencari kenalan atau senior yang berada di PPDS yang akan dituju, untuk mendapat informasi tentang kegiatan seminar, atau hal - hal lain terkait Bidang Dermato Venereologi.

  • Percaya diri

Percaya diri merupakan salah satu modal utama bagi peserta, karena sesuai dengan kultur yang ada di Bidang Dermato Venereologi, dan juga di PPDS bidang yang lain.

  • Komitmen

  • Doa

Doa yang dimaksud disini bukan hanya doa dari peserta sendiri, melainkan juga dari orang - orang terdekat peserta, misalnya orang tua, istri, anak, kakek, dan nenek. Doa akan membuat peserta lebih percaya diri dalam menghadapi segala kemungkinan, baik kemungkinan baik maupun buruk.

  • Luruskan niat, berani lelah, dan berani sukses.

Saat peserta sudah memutuskan untuk menempuh studi di PPDS Dermato Venereologi, peserta harus siap untuk keluar dari nyaman, bersedia melepas “baju yang sebelumnya peserta kenakan” untuk menjadi bukan siapa - siapa, bersedia lelah dalam berusaha dan belajar terutama pada tahun - tahun awal studi, dan keberhasilan merupakan hasil dari semua yang peserta telah lakukan.