Sharing PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2 May 2025 • Kulit Universitas Gajah Mada

Sharing PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Sebagai seorang dokter, banyak dari kita yang memiliki mimpi untuk menempuh studi di PPDS. Mimpi tersebut bisa muncul saat kita masih menjadi mahasiswa kedokteran setelah kita bertemu dengan dosen - dosen pengajar, saat kita koas, dan saat kita sudah menjadi dokter yang bekerja di lapangan untuk bertemu pasien dan pada akhirnya memahami bahwa ada kebutuhan pasien akan tenaga kesehatan atau dokter yang belum terpenuhi. 

Tentunya sudah kita memahami bahwa bidang yang bisa kita dalami di PPDS sangat beragam, dan salah satunya adalah bidang kulit dan kelamin, atau sekarang dikenal dengan dermato venereologi. Faktor yang bisa kita pertimbangkan untuk mendalami bidang dermato venereologi adalah banyaknya kasus tentang penyakit kulit dan kelamin yang muncul di masyarakat. Bahkan dalam beberapa kasus, ditemukan bahwa 10 besar penyakit yang sering ditemui di puskesmas adalah penyakit kulit. Hal itu menunjukkan bahwa keberadaan dokter spesialis kulit dan kelamin di masyarakat masih sangat dibutuhkan.  

Namun, mimpi kita untuk menempuh studi di PPDS Dermato Venereologi terbentur dengan kurangnya kesempatan yang tersedia. Hal ini karena tingginya jumlah peminat yang ingin menempuh studi PPDS Dermato Venereologi belum diimbangi dengan jumlah kuota yang tersedia pada universitas atau fakultas yang menaungi bidang dermato venereologi. Kuota yang tersedia masih terbilang sedikit, yang menjadikan kita harus “bersaing” dengan banyak dokter lain saat seleksi masuk PPDS Dermato Venereologi. Penerimaan peserta PPDS Dermato Venereologi rata - rata tiap tahun “hanya” 4 - 5 orang, dari total sekitar 15 orang pendaftar (rata - rata jumlah pendaftar dan peserta yang diterima pada PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada atau PPDS DV FK UGM). 

Jika kita ingin mewujudkan mimpi untuk studi PPDS Dermato Venereologi, salah satu center yang bisa kita tuju adalah PPDS Dermato Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (PPDS DV FK UGM).

Setidaknya ada tiga hal yang bisa menjadi pertimbangan bagi kita untuk memilih PPDS DV FK UGM, yaitu:

  1. UGM merupakan peringkat pertama nasional dalam bidang dermato venereologi,
  2. Saat ini, UGM memiliki program bernama UGM untuk Indonesia. Tujuan dari program ini adalah pemerataan penerimaan calon dokter spesialis dari Sabang sampai Merauke. Dengan adanya program ini, kita tidak perlu kuatir atau takut untuk bersaing dengan pendaftar yang merupakan alumni UGM, karena kita memiliki kesempatan yang sama.   
  3. Kultur dan suasana di UGM dan Kota Yogyakarta (DIY) sangat mendukung untuk belajar atau kuliah. 

Kemudian, untuk mengantisipasi “persaingan” dalam ujian masuk PPDS seperti hal tersebut di atas, agar kita memiliki peluang lolos tes, terutama PPDS DV FK UGM, kita harus melakukan 2 persiapan, yaitu Persiapan Administrsi dan Persiapan Akademik.

  1. Persiapan Administrasi

Pada Persiapan Administrasi ini, paling tidak ada 3 hal yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah Kelengkapan Berkas. 

Masing - masing universitas memiliki Syarat Kelengkapan Berkas yang berbeda - beda. Kita bisa melihat ketentuan Syarat Kelengkapan Berkas pada website masing - masing universitas atau fakultas kedokteran yang kita tuju. Pada Ujian Masuk PPDS DV FK UGM, berkas Tes TOEFL dan TPA atau PAPS disertakan dalam Syarat Kelengkapan Administrasi. 

Kemudian, Persiapan Administrasi yang kedua adalah Rekomendasi. Rekomendasi ini berasal dari IDI, dokter spesialis kulit, direktur rumah sakit, atau dari kepala daerah setempat. 

Sedangkan Persiapan Administrasi yang ketiga adalah memiliki pengalaman kerja selama lebih dari 1 tahun. Jika pendaftar merupakan fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja, disarankan untuk bekerja dulu atau magang dan membantu penelitian dokter spesialis selama minimal satu tahun. 

  1. Persiapan Akademik

Untuk Persiapan Akademik, setidaknya ada 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu Tes Tulis, Tes Wawancara, Tes Kesehatan, dan Tes Psikologi. 

Pada Tes Tulis, jenis soal yang diujikan adalah Pilihan Ganda (Materi Dasar Kulit dan Kasus), Esai (Isian Singkat tentang Sebuah Kasus Tertentu), dan Tes Journal Reading (terdiri dari 2 jurnal dengan sepuluh pertanyaan pada masing - masing jurnal). Total durasi waktu Tes Tulis adalah 120 menit. 

Untuk Tes Wawancara, akan dilaksanakan sebanyak dua kali, yang pertama kita akan diwawancarai oleh konsulen sepuh atau profesor, dan yang kedua dengan kepala bagian dan sekretaris bagian.

Pertanyaan yang biasa diajukan saat wawancara dengan profesor adalah dimana tempat kita bekerja, kasus seperti apa yang sering kita tangani, jika kita mendapat kasus tertentu, bagaimana cara penanganannya, dan bagaimana kita menyampaikan tentang suatu penyakit yang diderita kepada pasien. Tujuan profesor mengajukan pertanyaan - pertanyaan tersebut adalah untuk mengetahui pola pikir kita sebagai seorang dokter. Jika mendapat pertanyaan seperti itu, sebaiknya kita menjawab dengan menjelaskan pola Evidence Based Medicine (EBM), yaitu proses pengambilan keputusan klinis yang menggunakan bukti ilmiah secara sistematik, cermat, dan bijaksana. Jika kita bisa menjelaskan dengan pola EBM tersebut, pertanyaan dari profesor akan terus berkembang dan kita dituntut untuk tetap bisa memberi penjelasan yang sesuai.

Kemudian, pertanyaan yang sering diajukan saat wawancara dengan kepala bagian dan sekretaris bagian adalah kita berasal dari mana, dimana tempat kita bekerja, bagaimana komitmen kita jika kita sudah lulus. Tujuan pewawancara mengajukan pertanyaan - pertanyaan tersebut adalah untuk menguji keseriusan kita dalam melaksanakan studi PPDS. Nada bicara, gerak gerik, dan sikap kita saat wawancara juga akan diperhatikan oleh pewawancara, dan akan berpengaruh terhadap penilaian mereka.  

Sebagai informasi, terkadang ada anggota dari tim penguji yang mencari informasi tentang kita di luar dari berkas - berkas yang kita lampirkan, misalnya aktivitas atau postingan kita di media sosial, tempat kita bekerja sebelumnya, dan lain - lain. Tidak menutup kemungkinan, hal - hal tersebut akan ditanyakan kepada kita saat wawancara.  

Setelah Tes Wawancara, juga akan dilaksanakan Tes Kesehatan dan Tes Mata. 

Kemudian, tes selanjutnya adalah Tes Psikologi. Tes Psikologi dilaksanakan dengan menggunakan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) dan tes menggambar.   

Adapun tips - tips yang disarankan agar kita siap menghadapi Ujian Masuk PPDS, antara lain:

  1. Bulatkan tekad

Kita harus meyakinkan diri sendiri untuk menjadi dokter spesialis dermato venereologi dengan cara melakukan afirmasi positif. Kita biasakan untuk sering mengucapkan, “Saya ingin menjadi dokter spesialis kulit dan kelamin”. Perlahan hal itu bisa meningkatkan kepercayaan diri kita untuk bisa menghadapi rangkaian ujian masuk PPDS.

  1. Cari informasi sebanyak - banyaknya tentang universitas tujuan PPDS kita. 

Salah satu informasi yang harus kita cari adalah kuota penerimaan peserta PPDS tiap semester atau tiap tahun. Kita bisa menemukan informasi ini melalui internet atau kenalan kakak kelas yang sudah studi PPDS tahun sebelumnya. Jumlah kuota penerimaan ini akan menentukan strategi kita dalam menghadapi ujian masuk nantinya.

  1. Berikan poin administrasi terbaik.

Kita sebaiknya selalu memberikan yang terbaik pada segala hal, termasuk prestasi dalam hal administrasi. Artinya, jika dalam persyaratan administrasi masih ada hal yang bisa diperbaiki, maka sebaiknya kita perbaiki. Namun ada juga hal yang tidak bisa diperbaiki atau diubah, misalnya IPK. Jika kita mendaftar PPDS DC FK UGM, sebaiknya IPK kita minimal 3. Untuk di UGM, IPK yang disyaratkan merupakan kombinasi dari IPK Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter. 

Sedangkan hal yang bisa kita ubah atau kita lakukan perbaikan dalam Syarat Kelengkapan Administrasi adalah kita berusaha mendapatkan poin tinggi pada Tes PAPS atau TPA. Kita sebaiknya tidak “terlena” dengan syarat minimal skor TPA yang tertera pada website, karena skor tersebut merupakan skor yang paling rencah. Kita, sebisa mungkin harus meraih skor yang tinggi mendapat poin keseluruhan yang tinggi juga.Misalnya jika skor Tas TPA yang ditetapkan adalah minimal 500, sedangkan skor tertinggi yang bisa peserta capai adalah 700, paling tidak skor yang kita capai berada di tengah - tengahnya, yaitu 600 atau 610 ke atas.

Begitu juga pada Tes TOEFL, jika skor yang disyaratkan adalah 500, kita harus berusaha untuk mendapatkan skor di atas 500. Kita bisa mendapatkan skor TOEFL tersebut 3 - 2 bulan sebelum pendaftaran. 

Poin administrasi lain yang bisa kita perbaiki adalah Rekomendasi. Ada dua jenis rekomendasi yang dimaksud, yang pertama adalah rekomendasi dari tempat kita bekerja sebelumnya, sebagai pengalaman kerja. Salah satu syarat administrasi dalam pendaftaran PPDS DV FK UGM adalah pendaftar harus memiliki pengalaman kerja selama satu tahun. Sebagai informasi, sebagai pendaftar atau calon peserta PPDS, sebaiknya pengalaman kerja kita sebelumnya bukan bekerja di klinik kecantikan, karena itu akan membuat kita langsung tidak diterima atau langsung di-blacklist. Penyebabnya adalah, hal itu akan memunculkan kesan bahwa setelah kita lulus PPDS, kita akan langsung menjadi dokter kecantikan. Padahal, ilmu kecantikan hanya sebagian kecil dari ilmu dermato venereologi. 

Kemudian rekomendasi yang kedua adalah rekomendasi dari direktur rumah sakit atau dokter spesialis dermato venereologi. 

Salah satu rekomendasi yang memiliki nilai tambah cukup signifikan dari tim penguji adalah rekomendasi dari dokter spesialis dermato venereologi. Kita bisa mendapatkan rekomendasi ini dari magang dengan konsulen atau saat kita membantu mereka melakukan penelitian. Jika kita belum bisa magang dan membantu penelitian, cara yang bisa kita bisa tempuh adalah dengan mencari informasi tentang dokter spesialis dermato venereologi di daerah kita, sebisa mungkin yang merupakan alumni UGM, kemudian jika kita mendapatkan pasien yang perlu dirujuk, kita rujuk ke dokter yang bersangkutan. Dari situ kita akan dikenal dan bisa mendapatkan rekomendasi dari yang bersangkutan. Sedikit info, jika kita mendapat rekomendasi dari dokter spesialis alumni UGM, kita akan mendapat nilai tambah yang cukup signifikan. 

Pada Syarat Administrasi Ujian Masuk PPDS DV FK UGM, rekomendasi dibagi menjadi dua, yaitu rekomendasi offline dan online. Rekomendasi offline artinya dokter spesialis yang bersangkutan diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan pada sebuah formulir terkait pengajuan pendaftaran PPDS kita . Sedangkan rekomendasi online, pengisian tersebut dilakukan melalui alamat link yang dikirim via email. 

Adapun urutan rekomendasi yang harus kita penuhi adalah rekomendasi dari IDI, rekomendasi dari direktur rumah sakit, rekomendasi dari dokter spesialis, dan rekomendasi dari bupati.  

  1. Berusaha untuk mendapatkan beasiswa.

Beasiswa dibagi menjadi 3, yang pertama dari Tugas Belajar (TUBEL) Kementerian Kesehatan, kedua Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan yang ketiga adalah Siswa Kemitraan Daerah. Pada Siswa Kemitraan Daerah, beberapa pemerintah daerah yang membutuhkan dokter spesialis akan bekerja sama dengan UGM, dengan pembiayaan pendidikannya ditanggung oleh pemerintah daerah.  

  1. Strategi belajar dengan mempelajari text book dan jurnal.

Rekomendasi buku yang wajib dipelajari antara lain: Buku Ajar Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI (biasa dikenal dengan Buku Merah), Buku Fitzpatrick’s Color Atlas And Synopsis Of Clinical Dermatology, Panduan Praktik Klinis (PPK) Perdoski Dermatologi dan Venereologi, Buku tentang Kulit dan Kelamin Karangan Willkins Bill, Buku Standar Pelayanan Penyakit Menular Seksual dari Kementerian Kesehatan (Terbitan Terakhir Tahun 2015), dan Clinical Decision Making Series: Dermatologi dan Venereologi (Terbitan UGM). 

Kemudian untuk mengatur waktu belajar bagi kita yang sudah berkeluarga adalah belajar pada malam hari (karena pada pagi sampai sore kita bekerja) saat anak - anak dan anggota keluarga lain sudah tidur, kemudian tidur jika sudah mengantuk, dan bangun lagi saat pukul 01:00 WIB untuk melanjutkan belajar. Cara belajar yang bisa dilakukan adalah dengan tidak membaca sebuah buku dengan cepat, melainkan dengan menetapkan target menyelesaikan sebuah buku tersebut dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu buku diselesaikan dalam waktu satu pekan, atau satu hari kita membaca 20 halaman buku, dan jika sudah selesai membaca satu buku kemudian diulang lagi dari awal. 

Setelah kita bisa menentukan kapan waktu belajar, kita bisa memulai belajar dengan membaca buku. Tidak disarankan membaca buku secara keseluruhan, karena, selain bisa dipastikan kita tidak bisa melakukannya, kita juga tidak dapat memahami isi buku secara mendalam. Yang perlu kita lakukan sebelum belajar dengan membaca buku adalah, pertama kita perlu membaca Standar Kompetensi Dokter dalam Konsil Kedokteran Indonesia Bidang Dermato Venereologi. Disana kita bisa melihat dan selanjutnya kita buat daftar penyakit - penyakit yang termasuk dalam kategori dermato venereologi, kemudian kita pelajari lebih lanjut penyakit - penyakit tersebut dengan referensi yang ada pada buku - buku yang direkomendasikan tersebut di atas.      

Selanjutnya, persiapan dalam menghadapi Ujian Journal Reading, yang perlu kita lakukan adalah, pertama belajar memahami PICO dalam sebuah jurnal, dan kedua, rajin membaca jurnal untuk mempelajari latar belakang, metode, dan hasil pada sebuah jurnal.Jenis jurnal yang dipelajari antara lain eksperimental, uji klinis, dan cohort.  

  1. Restu dari orang - orang terdekat.

Restu dari orang - orang terdekat, seperti orang tua, suami atau istri, merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa restu, dukungan, dan doa dari mereka, kita tidak bisa melaksanakan studi PPDS dengan baik. 

  1. Doa

Hal - hal yang kita lakukan dari poin 1 - 6 adalah ikhtiar kita, dan yang terakhir adalah doa. Apapun hasil yang kita dapatkan nantinya, jika tidak diiringi dengan doa akan menjadi kurang bermakna. Doa merupakan pelengkap dari semua ikhtiar kita, dan keputusan akhir ada di tangan Tuhan.

Sedikit misinformasi atau informasi tidak benar yang beredar di masyarakat tentang dokter spesialis atau calon dokter spesialis DV, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin, atau dokter spesialis dermato venereologi, atau pendaftar PPDS Dermato Venereologi harus memiliki penampilan yang rupawan, atau dalam istilah jaman sekarang dikenal dengan good looking. Hal tersebut tidak benar, karena dokter spesialis DV atau peserta PPDS DV justru disiapkan untuk berhadapan dengan pasien - pasien yang mengidap penyakit kulit dan kelamin. Yang menjadi perhatian bukan penampilan, melainkan kondisi fisik yang prima, karna di rumah sakit, dokter spesialis akan menangani banyak pasien yang tersebar di beberapa ruangan, seperti IGD sampai bangsal, atau bahkan sampai ke rumah sakit lain. Dan itu akan berlangsung setiap hari, sehingga membutuhkan kondisi fisik yang benar - benar prima.   

Terakhir, dalam usaha untuk mewujudkan cita - cita, termasuk dalam hal ini untuk bisa lolos seleksi PPDS DV FK UGM, selalu tanamkan di dalam diri kita bahwa Hasil Tidak Menghianati Proses. Jika proses yang kita lakukan sepenuh hati - hati, maka hasil yang terbaik akan kita capai, begitu juga sebaliknya. Untuk itu, selalu lakukan semua proses dalam persiapan dan seleksi ujian PPDS ini dengan sepenuh hati, agar hasil terbaik bisa kita capai.

Menjadi dokter spesialis DV membutuhkan persiapan menyeluruh dari administrasi, akademik, hingga mental namun dengan strategi tepat, tekad kuat, dan doa, impian tersebut dapat diraih.