28 May 2025 • Interna Universitas Brawijaya
Salah satu hal yang ingin dilakukan oleh seseorang yang berprofesi sebagai dokter adalah berkesempatan untuk studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Jika kita adalah salah satunya, maka kita perlu melakukan beberapa hal untuk menghadapi seleksi masuk studi PPDS, karena tidak semua dokter bisa memiliki kesempatan studi PPDS tersebut.
Ada berbagai bidang kedokteran spesialis yang bisa kita dalami di PPDS, dan jika ingin mendalami bidang kedokteran spesialis penyakit dalam, salah satu center yang bisa kita pertimbangkan untuk kita tuju adalah PPDS Interna Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang (PPDS Interna FKUB).
Pada tahun 2022, jumlah peserta didik yang diterima dalam PPDS Interna FKUB berkisar antara 10 - 12 orang, dari kurang lebih 60 - 70 pendaftar (rata - rata setiap periode).
Sedangkan biaya studi PPDS Interna FKUB pada tahun 2022 adalah, Dana Pengembangan Pendidikan (DPP) sebesar Rp 40 juta dan Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) per semester sebesar Rp 9 juta. Tentunya nominal ini mengalami penyesuaian setiap tahunnya.
Untuk penerimaan peserta studi, ujian seleksi masuk PPDS Interna FKUB dibagi menjadi tiga tahap. Tahap Pertama adalah Seleksi Persyaratan Administrasi. Berkas - berkas yang dilampirkan pada tahap ini disesuaikan dengan persyaratan masing - masing Program Studi (informasi lebih lengkap bisa dilihat pada halaman website Universitas Brawijaya). Pada Program Studi Interna, syarat dan berkas - berkas yang sebaiknya dilampirkan antara lain:
IPK >/= 2,75 untuk lulusan universitas terakreditasi A dan IPK >/= 3 untuk lulusan universitas terakreditasi B,
Curriculum Vitae (CV),
Ijazah dan transkrip nilai sarjana dan kedokteran,
Berkas Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD),
Berkas OSCE Nasional,
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK),
Surat Rekomendasi dari dua staf pengajar saat kuliah S1,
Surat keterangan belum pernah mengikuti tes sebanyak maksimal tiga kali,
Berkas - berkas pendukung studi, seperti sertifikat seminar, simposium, pelatihan - pelatihan,
Surat keterangan pembiayaan studi,
Surat ijin belajar dari instansi,
Surat rekomendasi kembali setelah studi (jika kembali ke daerah terpencil memiliki poin penilaian cukup besar).
Kemudian seleksi Tahap Kedua antara lain:
Tes Potensi Akademik dari Bappenas,
TOEFL yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya (skor >/= 475),
Psikotest,
Tes Kesehatan (Mata, THT, Laboratorium, Chest X-Ray, dan EKG).
Seleksi Tahap Ketiga adalah
Tes Tulis
Tes Tulis ini dilaksanakan dengan menggunakan Computer Based Test (CBT), terdiri dari 100 butir soal pilihan ganda, dengan durasi selama 100 menit. Tingkat kesulitan soal cenderung tingkat menengah, berada di antara soal Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dan soal Board.
Tes Wawancara
Tim Penguji pada Tes Wawancara terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan beberapa staf dari program studi.
Saat awal Tes Wawancara, kita diminta untuk memperkenalkan diri kita (nama, tempat tanggal lahir, asal perguruan tinggi, kota tempat tinggal, dan status pernikahan) dengan menggunakan bahasa Inggris.
Setelah itu, Tim Penguji akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada kita. Pertanyaan yang sering diajukan antara lain: apa kelebihan dan kekurangan kita, apakah kita pernah menghadapi stressor, bagaimana cara kita mengatasi stressor tersebut, apa yang akan kita lakukan jika ada perbedaan pendapat dalam kelompok, mengapa kita memilih program studi interna, mengapa kita memilih Universitas Brawijaya, dimana tempat kita akan kembali setelah lulus studi PPDS, dan seterusnya. Kita juga akan mendapat pertanyaan tentang rekomendasi yang kita dapatkan untuk studi PPDS (kita mendapat rekomendasi dari siapa, kenal dimana, dan mengapa kita meminta rekomendasi dari yang bersangkutan).
Pertanyaan yang mungkin juga akan ditanyakan adalah tentang pembiayaan studi PPDS kita, sudah berapa kali kita mendaftar untuk studi di PPDS Interna FKUB, dan apa yang akan kita lakukan jika belum berhasil diterima pada seleksi masuk.
Tentunya, sebelum menghadapi rangkaian tahapan ujian seleksi tersebut, kita perlu melakukan persiapan. Persiapan tersebut antara lain:
Persiapan dalam memenuhi Persyaratan Administrasi.
Persyaratan Administrasi merupakan hal yang wajib kita penuhi dalam seleksi PPDS. Kita bisa melakukan persiapan dalam persyaratan administrasi ini jauh - jauh hari.
Meskipun lebih banyak bersifat wajib, ada beberapa hal dalam administrasi yang tidak wajib dipenuhi atau dilampirkan, namun jika dilampirkan, kita akan mendapat tambahan poin dalam penilaian. Berkas tersebut antara lain: Surat Rekomendasi Kembali, Karya Ilmiah, dan Sertifikat Kegiatan dan Pelatihan Ilmiah, terutama kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak internal FKUB. Sebisa mungkin kita lampirkan ketiga berkas tersebut. Jika kita belum memilikinya, terutama berkas Surat Rekomendasi Kembali, sebaiknya kita berusaha untuk memilikinya terlebih dahulu sebelum mendaftarkan diri.
Jika tenggat waktu pendaftaran sudah akan ditutup tetapi kita masih belum memiliki Surat Rekomendasi Kembali, ada baiknya kita tunda pendaftaran ke batch atau periode selanjutnya. Hal ini karena, dari pengalaman yang sudah terjadi, hampir semua pendaftar yang diterima sudah memiliki Surat Rekomendasi Kembali tersebut. Jika kita mendaftar namun belum memiliki surat tersebut, akan memperkecil peluang kita untuk diterima.
Persiapan menghadapi Tes Tulis.
Untuk menghadapi Tes Tulis, tentu yang harus kita lakukan adalah belajar. Adapun rekomendasi buku untuk dipelajari antara lain Buku Ajar PAPDI (3 jilid), Buku Panduan Praktik Klinis PAPDI, Buku Prinsip - Prinsip Ilmu Penyakit Dalam karangan Harrison, Emergency in Internal Medicine (EIMED) PAPDI, dan Guidelines atau Panduan - Panduan (PERKENI, ADA, dan lain - lain).
Sebagai informasi, materi soal Tes Tulis mencakup hampir semua divisi dalam ilmu penyakit dalam, dan cenderung merupakan kasus - kasus yang sering terjadi di masyarakat.
Persiapan dan tips menghadapi Tes Wawancara.
Saat Tes Wawancara, Tim Penguji akan meminta kita untuk memperkenalkan diri menggunakan bahasa Inggris. Untuk itu sebaiknya kita mempelajarinya lebih dulu agar bisa melakukannya dengan baik, paling tidak kita memiliki rencana tentang apa yang akan kita sampaikan kepada Tim Penguji saat perkenalan diri tersebut, misalnya siapa nama kita, dimana kota asal kita, dimana kota kelahiran kita, dimana tempat tinggal kita, kita lulusan kampus apa, pekerjaan kita sebelumnya, dan seterusnya.
Kemudian, saat mendapat pertanyaan dari Tim Penguji, sebisa mungkin kita jawab dengan percaya diri namun tidak berlebihan karena bisa menjadi kesan yang kurang baik.
Kita juga bisa menunjukkan kelebihan kita, yang bisa jadi tidak dimiliki peserta lain, misalnya pengalaman kita saat magang, menjadi relawan COVID19, karya ilmiah kita dalam bidang penelitian, serta keterampilan yang kita miliki di luar bidang akademik (musik, olahraga, menyanyi, dan menari). Kelebihan tersebut bisa menjadi poin tambahan dalam penilaian. Namun bukan berarti jika kita tidak memilikinya kita akan mengalami kegagalan dalam ujian seleksi, karena hal itu bersifat opsional.
Persiapan dalam bentuk doa dan dukungan keluarga.
Dukungan keluarga merupakan hal yang sepatutnya ada dan sudah kita dapatkan. Studi PPDS memerlukan banyak hal, dari waktu, tenaga, bahkan biaya, yang besar kemungkinan akan berpengaruh pada keluarga atau orang - orang terdekat kita. Untuk itu, kita perlu melakukan komunikasi mendalam dengan mereka agar studi PPDS yang akan kita laksanakan bisa berjalan dengan baik hingga akhir.
Satu hal lagi, dari awal hingga akhir pada seleksi masuk PPDS, sebaiknya kita terus berdoa kepada Tuhan agar kita selalu diberikan yang terbaik. Kita harus yakin apapun hasil yang kita peroleh nantinya merupakan yang terbaik untuk kita.
5 June 2025
3 June 2025