Pembahasan Soal PPDS Kulit: Peran Obat Sistemik dalam Tata Laksana Pityriasis Rosea

5 April 2025 • Kulit

Pembahasan Soal PPDS Kulit: Peran Obat Sistemik dalam Tata Laksana Pityriasis Rosea

1. Pendahuluan: Memahami Pityriasis Rosea dalam Praktik Klinis Sehari-hari

Pityriasis rosea (PR) merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai dalam praktik klinis, ditandai dengan erupsi papuloskuamosa yang bersifat akut dan umumnya akan sembuh dengan sendirinya ¹. 

Kondisi ini paling sering menyerang dewasa muda, terutama pada rentang usia 10 hingga 35 tahun ¹. 

Meskipun PR dikenal sebagai penyakit yang self-limiting dan biasanya resolusi terjadi dalam waktu 6 hingga 8 minggu, gejala seperti rasa gatal (pruritus) dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi pasien, sehingga memerlukan penanganan yang tepat ¹.

Patogenesis pasti dari PR masih belum sepenuhnya dipahami, namun terdapat dugaan kuat mengenai keterkaitannya dengan reaktivasi Human Herpesvirus (HHV) tipe 6 dan tipe 7 ¹. 

Manifestasi klinis klasik dari PR seringkali diawali dengan munculnya herald patch, yaitu sebuah lesi eritematosa berbentuk oval atau bulat dengan ukuran yang lebih besar (diameter 2-5 cm) dan terkadang disertai dengan skuama halus di permukaannya ¹. 

Beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian, akan muncul erupsi sekunder yang terdiri dari lesi-lesi berukuran lebih kecil, berbentuk oval, berwarna merah muda hingga salmon, dengan skuama tipis di bagian tepi yang membentuk gambaran seperti kerah (disebut collarette) ¹. 

Lesi-lesi sekunder ini umumnya tersebar secara simetris di batang tubuh, mengikuti garis-garis lipatan kulit (garis Langer), sehingga membentuk pola yang khas menyerupai "pohon natal" ¹. 

Rasa gatal dengan intensitas yang bervariasi juga merupakan keluhan umum yang menyertai erupsi PR ¹.

Diagnosis PR perlu dibedakan dari kondisi lain yang memiliki gambaran klinis serupa, seperti sifilis sekunder, tinea corporis, dan psoriasis gutata ². 

Meskipun sebagian besar kasus PR dapat ditangani secara simtomatik, terdapat situasi di mana terapi sistemik mungkin diperlukan untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi keluhan pasien ¹. 

Gambar 1. Gambaran Christmas tree pattern pada Pityriasis Rosea

 

Contoh Soal PPDS Kulit: Obat sistemik yang pada beberapa studi terbukti dapat mempercepat hilangnya lesi dan mengurangi gatal pada pitiriasis rosea adalah:

a. Asiklovir

b. Foskarnet

c. Doksisiklin

d. Valasiklovir

e. Klindamisin

Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pilihan terapi sistemik pada Pityriasis Rosea dan bermanfaat sebagai bagian dari Bank Soal PPDS Dermatologi bagi para calon residen.

2. Menelusuri Bukti Ilmiah: Efektivitas Obat Sistemik pada Pityriasis Rosea

Berbagai opsi pengobatan sistemik telah diteliti untuk Pityriasis Rosea, termasuk antihistamin oral, kortikosteroid sistemik, antibiotik (terutama golongan makrolid seperti eritromisin), dan antivirus seperti asiklovir ².  

Keragaman opsi ini menunjukkan adanya upaya berkelanjutan dalam mencari terapi yang efektif untuk mengatasi gejala dan mempercepat penyembuhan PR, meskipun penyakit ini umumnya bersifat self-limiting

Tatalaksana pityriasis rosea berdasarkan comprehensive therapeutic strategies tahun 2018 adalah

Lini ke-1Lini ke-2Lini ke-3
Topikal kortikosteroidFototerapi narrowband ultraviolet B (NBUVB)Prednisone oral

Emollen

Antihistamin oral

Fototerapi ultraviolet A1 (UVA1)

Eritromisin

Asiklovir

Dapsone

 

 

 

 

Antibiotik yang digunakan untuk kasus pityriasis rosea (PR) adalah golongan macrolide dan tetracycline. Golongan macrolide yaitu azithromycin, erythromycin, dan clarihtromycin, sedangkan golongan tetracycline adalah doxycycline.

3. Asiklovir dan Valasiklovir: Kandidat Terkuat dalam Tata Laksana Pityriasis Rosea?

Beberapa studi ilmiah telah mengevaluasi efikasi asiklovir dalam pengobatan Pityriasis Rosea. Sebuah meta-analisis yang menganalisis data dari beberapa uji klinis acak terkontrol menemukan bahwa asiklovir menunjukkan keunggulan dibandingkan plasebo dalam memperbaiki kondisi ruam kulit, terutama pada minggu pertama pengobatan ⁷.

Dosis asiklovir yang digunakan dalam berbagai penelitian bervariasi, namun dosis tinggi seperti 800 mg yang diberikan lima kali sehari selama tujuh hari seringkali digunakan. Meskipun demikian, beberapa studi juga melaporkan efikasi dengan dosis yang lebih rendah, misalnya 400 mg yang diberikan lima kali atau tiga kali sehari selama tujuh hari ⁵.

Sebuah studi terkontrol plasebo yang melibatkan 87 pasien melaporkan bahwa pada hari ke-14 pengobatan, 79% pasien yang menerima asiklovir dosis tinggi mengalami resolusi lesi secara lengkap, dibandingkan dengan hanya 4% pada kelompok plasebo.

Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan lesi juga lebih singkat pada kelompok yang diobati dengan asiklovir ¹⁶. 

Meta-analisis lain juga menyimpulkan bahwa penambahan asiklovir pada terapi simtomatik dapat memberikan manfaat dalam mengurangi rasa gatal dan menurunkan skor intensitas gatal pada pasien PR ¹⁴. 

Bukti yang terkumpul dari berbagai studi dan meta-analisis ini secara konsisten menunjukkan bahwa asiklovir, terutama dalam dosis tinggi, efektif dalam mempercepat perbaikan ruam dan berpotensi mengurangi rasa gatal pada pasien Pityriasis Rosea.

Valasiklovir merupakan prodrug dari asiklovir yang dirancang untuk memiliki bioavailabilitas oral yang jauh lebih baik dibandingkan dengan asiklovir. Setelah dikonsumsi, valasiklovir akan dengan cepat diubah menjadi asiklovir aktif di dalam tubuh ⁵. 

Beberapa laporan kasus dan seri kasus telah menunjukkan efektivitas valasiklovir dalam mengobati Pityriasis Rosea, terutama pada kasus-kasus yang menunjukkan gejala parah atau resisten terhadap terapi lain. 

Dosis valasiklovir yang umumnya digunakan dalam laporan-laporan tersebut adalah 1 gram yang diberikan tiga kali sehari selama tujuh hari ⁵. 

Meskipun penelitian terkontrol yang secara khusus membandingkan valasiklovir dengan plasebo pada pasien PR masih terbatas, keberhasilan yang dilaporkan dalam kasus-kasus tersebut menunjukkan potensi terapeutik yang signifikan, terutama mengingat keunggulan bioavailabilitasnya dibandingkan asiklovir.

Valasiklovir menawarkan alternatif yang menarik karena kemudahan penggunaannya dengan frekuensi dosis yang lebih rendah, dan berpotensi memberikan efikasi yang setara atau bahkan lebih baik dibandingkan asiklovir karena penyerapan obat yang lebih optimal.

4. Doksisiklin: Potensi Efek Lain Selain Antibakteri?

Sebuah studi terkontrol plasebo yang melibatkan 120 pasien dengan Pityriasis Rosea melaporkan bahwa pemberian doksisiklin secara oral dengan dosis 100 mg selama 14 hari efektif dalam pengobatan PR.

Studi tersebut menunjukkan tingkat respons yang signifikan lebih tinggi pada kelompok yang menerima doksisiklin dibandingkan dengan kelompok plasebo, dan efek samping yang dilaporkan pun relatif sedikit ¹⁹. 

Doksisiklin dikenal memiliki sifat imunomodulator dan anti-inflamasi, selain efek antibakterinya, yang mungkin berkontribusi pada efek terapeutiknya dalam kasus PR ¹⁹.

Meskipun hasil studi ini menjanjikan, bukti efikasi doksisiklin untuk PR saat ini masih terbatas pada penelitian ini. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuan ini dan untuk membandingkan efektivitasnya dengan pilihan terapi lain yang tersedia.

Meskipun demikian, adanya potensi efek imunomodulator dan anti-inflamasi pada doksisiklin memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai perannya dalam tata laksana PR.

5. Kesimpulan: Jawaban yang Didukung Bukti Ilmiah

Obat sistemik yang memiliki bukti terkuat untuk mempercepat hilangnya lesi dan mengurangi gatal pada Pityriasis Rosea adalah asiklovir.  

Beberapa studi dan meta-analisis menunjukkan bahwa asiklovir, terutama dalam dosis tinggi, efektif dalam mempercepat perbaikan ruam dan berpotensi mengurangi rasa gatal pada pasien dengan PR. 

Valasiklovir, sebagai prodrug asiklovir dengan bioavailabilitas yang lebih baik, juga menunjukkan potensi efikasi yang menjanjikan berdasarkan laporan kasus. Meskipun satu studi menunjukkan efikasi doksisiklin, bukti pendukung masih terbatas. 

Foskarnet dan klindamisin tidak didukung oleh bukti ilmiah dalam materi yang tersedia untuk pengobatan Pityriasis Rosea. Oleh karena itu, jawaban yang paling tepat untuk soal di atas adalah a. Asiklovir.

6. Implikasi Klinis dan Rekomendasi Praktis

Bagi dokter umum, penting untuk mengenali Pityriasis Rosea dan memahami bahwa sebagian besar kasus akan sembuh dengan sendirinya melalui tata laksana simtomatik.

Namun, pada kasus dengan lesi yang luas, persisten, atau disertai rasa gatal yang mengganggu kualitas hidup pasien, terapi sistemik dapat dipertimbangkan. 

Berdasarkan bukti ilmiah yang ada saat ini, asiklovir merupakan pilihan terapi sistemik yang paling didukung untuk mempercepat penyembuhan lesi PR. 

Valasiklovir juga dapat menjadi alternatif yang menarik karena kemudahan penggunaannya. Dosis asiklovir yang dapat dipertimbangkan adalah 800 mg lima kali sehari selama 7 hari atau 400 mg lima kali sehari/tiga kali sehari selama 7 hari. 

Untuk valasiklovir, dosis yang dilaporkan efektif adalah 1 gram tiga kali sehari selama 7 hari. Dokter perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara individual dan potensi efek samping sebelum meresepkan terapi sistemik. 

Mengingat sifat self-limiting dari PR, penggunaan terapi sistemik sebaiknya dipertimbangkan secara selektif, terutama pada kasus dengan gejala yang signifikan atau atas permintaan pasien untuk mempercepat pemulihan. 

Terapi simtomatik mungkin sudah cukup untuk banyak kasus. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengoptimalkan dosis dan durasi terapi, serta untuk membandingkan efikasi berbagai pilihan pengobatan secara langsung.

 

Penulis dan TahunDesain StudiJumlah PasienIntervensi (Dosis dan Durasi)Hasil Utama (Perbaikan Lesi, Pengurangan Gatal)Kualitas Bukti (jika disebutkan)
Drago et al., 2006 ¹⁶RCT87Asiklovir 800mg 5x/hari vs PlaseboResolusi lengkap lebih cepat pada kelompok asiklovirTidak disebutkan
Ehsani et al., 2010 ¹⁵RCT30Asiklovir 800mg 5x/hari vs EritromisinTidak ada perbedaan signifikan pada minggu ke-2Tidak disebutkan
Amatya et al., 2012 ¹⁵RCT42Asiklovir + Setirizin + Kortikosteroid topikal vs Setirizin + Kortikosteroid topikalAsiklovir mempercepat regresi lesiTidak disebutkan
Ganguli et al., 2014 ¹⁵RCT60Asiklovir 800mg 5x/hari vs PlaseboAsiklovir superior pada minggu pertamaTidak disebutkan
Das et al., 2015 ¹⁵RCT24Asiklovir + Setirizin + Losion Kalamin vs Setirizin + Losion KalaminTidak ada perbedaan signifikanTidak disebutkan
Singh et al., 2016 ¹⁵RCT33Asiklovir 800mg 5x/hari vs PlaseboAsiklovir superior pada minggu pertamaTidak disebutkan
Rodriguez-Zuniga et al., 2018 ¹⁵Meta-analisis7 studiAsiklovir vs KontrolAsiklovir superior terhadap plasebo pada minggu pertama untuk regresi lesiTidak disebutkan
Villalon-Gomez, 2018 ²Review-Menyebutkan asiklovir dapat digunakanMengurangi durasi penyakitTidak disebutkan
Kasus Seri ⁵Seri Kasus3Valasiklovir 1g 3x/hari selama 7 hariPerbaikan signifikanTidak disebutkan


 

Referensi:

 

  1. Pityriasis Rosea: An Updated Review - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32964824/
  2. Pityriasis Rosea: Diagnosis and Treatment - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29365241/
  3. Pityriasis Rosea - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28846360/
  4. Clinical variants of pityriasis rosea - PMC - PubMed Central, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5480068/
  5. The use of antivirals in severe or recalcitrant cases of pityriasis rosea: A case series - PMC, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9489874/
  6. Beyond the Herald Patch: Exploring the Complex Landscape of Pityriasis Rosea - PMC, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11850427/
  7. Comparative Efficacy of Different Pharmacological Treatments for Pityriasis Rosea: A Network Meta-Analysis - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39597810
  8. Acyclovir in pityriasis rosea: An observer-blind, randomized controlled trial of effectiveness, safety and tolerability, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4439746/
  9. Pityriasis Rosea: A Comprehensive Classification - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27096928/
  10. Comparative Efficacy of Different Pharmacological Treatments for Pityriasis Rosea: A Network Meta-Analysis - PMC, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11595004/
  11. A Randomized, Double-blind, Placebo-Controlled Study of Efficacy of Oral Acyclovir in the Treatment of Pityriasis Rosea, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4080052/
  12. Pityriasis Rosea - StatPearls - NCBI Bookshelf, accessed March 21, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448091/
  13. Pityriasis Rosea: An Update on Etiopathogenesis and Management of Difficult Aspects, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4966395/
  14. Interventions for pityriasis rosea - PMC - PubMed Central, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6819167/
  15. Effectiveness of acyclovir in the treatment of pityriasis rosea. A systematic review and meta-analysis - PubMed Central, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6106661/
  16. Use of high-dose acyclovir in pityriasis rosea - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16384760/
  17. Valaciclovir compared with acyclovir for improved therapy for herpes zoster in immunocompetent adults - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7492102/
  18. What's old is new: Valacyclovir for the treatment of pityriasis rosea, a retrospective case series - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/37360652/
  19. Doxycycline In Pityriasis Rosea: Placebo- Controlled Clinical Trial - ResearchGate, accessed March 21, 2025, https://www.researchgate.net/publication/377644254_Doxycycline_In_Pityriasis_Rosea_Placebo-_Controlled_Clinical_Trial
  20. Safety and efficacy of doxycycline in the treatment of rosacea - PMC - PubMed Central, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3047926/
  21. Doxycycline Hyclate - StatPearls - NCBI Bookshelf, accessed March 21, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555888/
  22. Comparative Efficacy of Different Pharmacological Treatments for Pityriasis Rosea: A Network Meta-Analysis - ResearchGate, accessed March 21, 2025, https://www.researchgate.net/publication/385591481_Comparative_Efficacy_of_Different_Pharmacological_Treatments_for_Pityriasis_Rosea_A_Network_Meta-Analysis
  23. A retrospective analysis of medications associated with pityriasis rosea reported in the FDA adverse events reporting system - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39804489/
  24. Interventions for pityriasis rosea - PubMed, accessed March 21, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31684696/
  25. Dermatology for the Allergist - PMC - PubMed Central, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3488899/
  26. Macrolides in Chronic Inflammatory Skin Disorders - PMC, accessed March 21, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3362991/

 

 

Asiklovir merupakan terapi sistemik yang paling didukung oleh bukti ilmiah dalam penanganan Pityriasis Rosea, terutama pada kasus dengan gejala berat atau mengganggu, karena kemampuannya mempercepat penyembuhan lesi dan mengurangi pruritus. Valasiklovir menjadi alternatif menjanjikan dengan keunggulan bioavailabilitas dan kenyamanan dosis, sementara doksisiklin menunjukkan potensi namun masih memerlukan bukti lebih lanjut. Terapi sistemik sebaiknya dipertimbangkan secara selektif sesuai kondisi klinis pasien.

Latest Post