9 April 2025 • Orthopedi Universitas Andalas
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Orthopaedi dan Traumatologi Universitas Andalas berdiri pada tahun 2021. Pada saat itu, yang mendaftar untuk masuk ke program tersebut ada 8 orang, dan yang diterima ada 2 orang.
Saat kita berencana untuk masuk ke PPDS secara umum, baik PPDS Orthopaedi dan Traumatologi atau PPDS yang lain, hal pertama yang perlu kita siapkan adalah luruskan niat, niat kita masuk PPDS itu apa, apakah hanya ingin menunjukkan kalau kita bisa, atau atau ada niat - niat yang tidak baik, itu mohon disingkirkan dulu. Niatkan untuk belajar dan hanya berharap pada ridho Allah SWT.
Kedua, kuatkan tekad. Hal ini karena Orthopaedi dan Traumatologi termasuk residensi yang cukup berat. Namun memang secara umum, residensi PPDS merupakan hal yang berat, jika kita tidak memiliki tekad yang kuat, hal yang bisa terjad adalah kita akan menyerah di tengah jalan.
Sudah banyak kasus terjadi, ada beberapa orang yang mundur atau berhenti, bahkan ada yang sampai depresi. Saat menjalani residensi, ada hal yang bisa jadi akan terkorbankan, misalnya sedikitnya waktu untuk keluarga.
Kemudian untuk syarat pendaftaran, hampir sama dengan PPDS yang lain. Hal bisa kita lakukan dalam mencari informasi pendaftaran adalah membuka website center Orthopaedi yang akan kita tuju.
Rata - rata persyaratan administrasinya, yang pertama adalah Daftar Kolegium. Per tanggal 1 Agustus 2021, pendaftaran calon PPDS Orthopaedi dan Traumatologi untuk mendapat nomor kolegium dapat melalui website: http://indonesia-orthopaedic.org (menu College).
Nanti pendaftar akan dikenakan biaya sebesar Rp 500.000,-. Nomor kolegium yang kita dapatkan tersebut hanya bisa digunakan sebanyak 2 kali periode atau 2 kesempatan pendaftaran, dimanapun centernya. Jadi jika pada kedua kesempatan pendaftaran tersebut kita gagal, maka kita harus mengulang pendaftaran dari awal lagi.
Syarat administrasi pendaftaran yang kedua yaitu skor TOEFL di atas 500. Syarat ini sama dengan syarat di center - center lain, dan akan sangat disukai oleh tim penyeleksi jika ada skor di atas 550. Untuk persyaratan administrasi TOEFL ini, ada center yang mensyaratkan TOEFL ITP, namun ada juga yang mensyaratkan TOEFL Prediction. Hal itu tergantung dari masing masing - masing fakultas yang dituju.
Syarat administrasi yang ketiga, yaitu rekomendasi. Rekomendasi juga akan menjadi pertimbangan dalam seleksi administrasi. Jika pendaftar memiliki pengalaman magang, baik magang di daerah maupun di konsuler center pendidikan, maka itu akan menjadi nilai tambah bagi pendaftar. Rekomendasi - rekomendasi lain juga diperlukan, misalnya rekomendasi dari rumah sakit atau bupati atau walikota daerah setempat.
Pada syarat administrasi, jika pendaftar memiliki karya ilmiah berupa jurnal internasional, akan menjadi nilai tambah saat seleksi.
Untuk persyaratan administrasi lain, biasanya ada persyaratan yang berbeda - beda dari masing - masing fakultas, dan hal itu bisa dilihat di website masing - masing fakultas.
Setelah seleksi administrasi, kita akan menuju ke seleksi akademik. Disini ykita akan membahas proses seleksi akademik di Universitas Andalas. Seleksi Akademik meliputi : tes kesehatan, MMPI, TPA dan Psikotes, dan Ujian di Bagian (meliputi ujian tulis dan wawancara)
Yang perlu diperhatikan saat ujian tulis, kita dituntut untuk benar - benar belajar. Setidaknya kita harus membaca 2 buku pegangan, yaitu Buku Ajar Ortopedi Apley dan Buku Salter Orthopaedi.
Format ujian tulis adalah esai dan menggunakan bahasa inggris, ada juga di beberapa kampus lain menggunakan bahasa indonesia, misalnya di Universitas Indonesia.
Materi soal ujian tulis seputar penyakit, dari definisi hingga treatment. Total ada 8 soal yang diujikan, dan kisaran waktu untuk menjawab soal adalah 10 menit per soal. Dua buku yang direkomendasikan adalah Buku Salter Orthopaedi dan Buku Ajar Ortopedi Apley. Kemudian ada juga ujian membuat esai tentang etika, 100 - 200 kata, juga menggunakan bahasa Inggris.
Untuk di Universitas Andalas, ada ujian psikomotor atau ujian praktek, seperti membaca hasil foto rontgen. Di center lain pun ada tes serupa, seperti memasang gips, dan sejenisnya. Untuk itu kita perlu mencari informasi lebih dalam tentang ujian tulis dan ujian praktek (jika ada) pada masing - masing center yang kita tuju.
Setelah ujian tulis, dan praktek, kita akan menghadapi ujian wawancara. Petugas yang melakukan ujian wawancara berasal dari Kepala Program Studi dan jajaran staf. Adapun pertanyaan yang sering ditanyakan saat wawancara yaitu,
pertama, apa alasan kita memilih Orthopaedi. Kedua, mengapa kita memilih center yang kita tuju ini. Kita bisa menjawab pertanyaan ini dengan jawaban - jawaban yang sudah kita siapkan tentang mengapa kita tertarik pada center ini. Kita juga bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan bercerita tentang pengalaman yang membuat kita terkesan pada jurusan atau center yang kita tuju.
Misalnya, ada seorang dokter yang memilih Orthopaedi karena setelah mendapat pengalaman istrinya kecelakaan dan mengalami patah tulang kaki, kemudian ditangani oleh dokter Orthopaedi dan setelah itu bisa sembuh dan bisa kembali beraktivitas. Hal itu membuat dokter tersebut ingin belajar lebih dalam lagi tentang orthopaedi, dengan tujuan agar bisa membantu orang lain yang awalnya tidak bisa berjalan, bisa berjalan kembali dengan normal.
Pertanyaan wawancara selanjutnya adalah bagaimana keadaan dan support keluarga saat kita menempuh studi. Karena ada kemungkinan saat studi, kita tidak bisa pulang menemui keluarga selama 1 - 2 semester.
Selain itu juga ada pertanyaan mengenai pembiayaan perkuliahan PPDS kita. Dana kuliah kita di PPDS Orthopaedi berasal dari mana, apakah dari dana pribadi atau dari beasiswa, baik beasiswa pusat maupun daerah.
Disarankan, saat tes wawancara, kita menjawab pertanyaan - pertanyaan yang diajukan dengan jujur, yakin, percaya diri, jelas, dan tidak berbelit - belit.