3 February 2025 • Gizi Klinik Universitas Indonesia
Program Pendidikan Dokter Spesiali (PPDS) Gizi Klinik di Universitas Indonesia, ada 7 semester. Kalau dulu misal ambil PPDS Gizi Klinik setelah S2, ketika diterima maka peserta langsung masuk ke semester 5, tapi kalau sekarang semuanya harus dari awal, artinya misal masuk setelah S2 gizi klinik dimanapun, maka tetap dari semester 1 dulu, atau dikenal dengan istilah pola 1. Pola 1 ini semua 7 semester dimana nanti akan dibagi menjadi dua, yang 2 semester pertama in class, disini residen belajar modul dan setiap sebulan sekali atau dua kali ujian dan belum klinis sama sekali.
Kemudian di 5 semester berikutnya kita sudah mulai masuk klinis, pertama ke Rumah Sakit (RS) jejaring terlebih dahulu, kemudian ke RSCM. Rumah sakit jejaring ini terdiri dari Rumas Sakit Umum Daerah (RSUD) Kab. Tangerang, RSAB Harapan Kita, RS, Sumber Waras. Kenapa ke RS Jejaring dulu karena RSCM kan rujukan nasional, pasiennya lebih kompleks, jadinya lebih susah, jadi kita ditempatkan di RS jejaring dulu, ibaratnya cuma buat kenal - kenalan, sama kira - kira nanti kita ngapain, jadi nanti pas di RSCM lebih kebayang.
Masuk ke pendaftaran, teknisnya nanti ada administrasi, berkas, surat rekomendasi dan sertifikat, ini sebenarnya bisa dilihat di website. Menurut admin, terkait persyaratan terdapat update, yakni dibagi menjadi persyaratan umum dan khusus. Untuk persyaratan umum seperti CV, STR, legalisir, dll. Sedangkan untuk persyaratan khusus, selain usia, toefl, IPK, NPWP, dll, di Gizi Klinik ada sertifikat good clinical practice (GCP), GCP ini sebenarnya ada kursusnya khusus di Indonesia, dan kalau mau ikut kyak gitu, mahal banget rata – rata bisa sampai 3,5 juta. Biar bisa free, nanti daftar online, dan sertifikatnya bisa berlaku antara 1 – 2 tahun, dan itu free kalau mau hemat. Karena persiapan ini akan makan banyak biaya.
Kemudian ikuti seminar dan workshop, kalau dulu sebelum pandemi seminar gizi yang dari kolegium (PDGKI) selalu rutin setiap tahun ada 3 kali dan sekarang di era pandemi, seminar dari kolegium hampir tidak ada. Jadi sebisa mungkin update saja info untuk seminar gizi. Tapi tidak sekelas kolegium, kayak seminar yang lebih pendek dari itu. Tapi gapapa tetep saja diikutin, karena pasti dari prodi juga mengerti kalau memang tidak banyak acara ilmiah dari kolegium. Jadi dimaksimalkan saja.
Ada persyaratan indek masa tubuh, kalau di UI indek masa tubuh 18 – 24,9, jadi itu dipersiapkan, karena itu beneran dinilai. Pengalaman ketika masuk dulu, indek masa tubuh kurang, seperti 17an, waktu itu sampai konsul sama SpGK agar bisa mencapai 18. Selanjutnya surat rekomendasi, surat rekomendasi ini tidak wajib, tapi sangat disarankan ada. Jadi ya disiapkan saja.
Rekomendasi bisa dari dosen S1 atau dosen staf UI, kalau tidak ada link, bisa cari tahu, apalagi kita tidak pernah satu institusi jadi tidak mungkin tiba – tiba datang minta rekom. Jadi bisa dengan cara magang, kalau di UI ada info magang dan dari situ bisa dapat rekomendasi. Bisa juga dokter spesialis gizi di tempat kita bekerja, terkait pekerjaan di UI juga ada syarat pengalaman kerja di RS 1 tahun, diluar iship, dan harus ada bukti kalau kita kerja di instansi tersebut.
Surat rekomendasi dari dokter Spesialis Gizi, boleh dari dokter spesialis yang beda daerah. Selain rekomendasi dari dokter spesialis, bisa cari link dan minta rekom RSUD, kepala daerah (bupati) atau dinas kesehatan, agar nanti ketika lulus bisa kembali ke instansi atau daerah tersebut, misal dengan cara bekerja di RSUD tersebut selama setahun agar dapat rekomendasi. Kalau dulu ada juga kandidat, yang sampai datang ke notaris sebagai bentuk komitmen bahwa nanti setelah lulus akan kembali.
Jadi untuk persyaratan khusus ini snagat bisa kita kontrol dan dikendalikan dari awal, artinya coba dipersiapkan dari awal dan diusahakan sebisa mungkin. Kalau memang waktunya mepet, jangan dipaksakan untuk daftar. Jadi untuk surat rekom diusahakan banget walaupun tidak wajib, atau kita anggap itu wajib saja. Artinya anggap semua saingan punya rekomendasi, biar jadi motivasi juga.
Ujian akademik, nanti ada SIMAK UI, Psikologi : MMPI dan wawancara, tes kesehatan, ujian tulis prodi dan ujian wawancara. SIMAK UI ini sangat penting, karena nilainya sangat dipertimbangkan oleh departemen. Sangat disarankan untuk ikut semacam bimbingan belajar atau les, tujuannya lebih ke latihan soal biar lebih terbiasa. Walaupun soalnya tidak sama persis, tapi bentuk soalnya mirip.
Psikologinya ini ada MMPI dan wawancara, tesnya nanti seharian, selain MMPI juga ada tes IQ dan wawancara dengan psikolog, nanti akan digali gitu sama psikolog, kenapa berminat, suka meneliti atau tidak, dll. Sekarang di gizi menggunakan sistem gugur, jadi misal ujian tulisnya memenuhi, bisa lanjut ke wawancara. Ujian wawancaranya, berdasarkan pengalaman ada 3 penguji, nanti akan ditanya seputar akademis, finansial dan administrasi serta sikap
Pertanyaan seputar akademis, pengalaman pekerjaan apa? pernah menemukan kasus gizi apa? karena ini seputar kompetensi akademis mungkin nanti akan ditanya sedikit, misal pernah bertemu pasien DM atau CKD, nanti ditanya, pasiennya dikasih apa? atau edukasi gizinya apa? Jadi disini siapkan juga jawaban untuk penyakit yang kita sampaikan di pengalaman. Misal DM, ya disiapkan jawaban seputar DM tersebut. Lalu ditanya juga, pernah mengalami trauma selama menjadi dokter? Misal ada trauma apa? apakah pernah mengalami kegagalan? Pernah punya prestasi poster, lomba dan organisasi? Ini akan jadi nilai plus. Lalu ditanya sikap yang pantang dimilik saintis? Rencana setelah lulus? Apakah ada surat perjanjian?
Pertanyaan seputar finansial dan administrasi, akan ada pertanyaan sudah mengerti belum biayanya berapa? Support dari keluarga bagaimana? Pewawancara akan memberikan pertanyaan pertanyaan yang tidak terduga, misal sanggup nggak dengan ppds ini biayanya mahal nanti perlu penelitian dll, tapi sebagai peserta yang sudah ada persiapan, harusnya kita optimis, bisa disampaikan support yang akan diberikan sama keluarga. Lalu pertanyaan, sebelumnya sudah pernah ikut seleksi apa tidak, apa saja yang sudah dilakukan persiapan untuk seleksi? Apa yang membuat kita berhenti dari PPDS ini? Sebisa mungkin waktu kita daftar itu, kita kan sudah tahu dari finansial. Artinya dari finansial sudah bisa diperhitungkan per semesternya berapa dan uang masuknya berapa. Ketika menjawab pertanyaan apa saja yang dapat menghambat pendidikan, siapkan jawaban yang logis, jangan memberi jawaban yang sebenarnya itu bisa dipersiapkan. Pengalaman dulu menjawab, yang dapat menghambat ketika sudah sakit berat.
Pertanyaan seputar sikap, nanti penguji akan bertanya pertama tentang diri kita, seperti perkenalan diri, nama, umur, domisili, anak ke berapa, angkatan berapa, lulus dari univ mana, dan tahun lulusnya berapa? kelebihan dan kekurangan. Disini sangat disarankan untuk jujur apa adanya dan diplomatis, percaya diri tapi jangan over, dan keep humble. Pertanyaan kelebihan dan kekurangan, misal bingung mau jawab seperti apa, bisa latihan dengan cari ditulis dulu jawaban untuk pertanyaan itu. ketika ditanya kelebihan dan kekurangan, jangan melebih - lebihkan kemudian untuk kekurangan jangan sampai kekurangan yang kita sampaikan malah menjadi boomerang bagi kita. misal kekurangannya kita malas membaca, ini kan malah menjatuhkan kita sendiri.
nanti akan ditanya juga tentang prioritas, gimana cara ngatur waktu, misal ada keluarga yang sakit kemudian kita harus masuk stase. Nanti dijawab saja, yang pasti kita harus punya skala prioritas, misal kita sekarang sudah sekolah, jadi yang pasti lebih mengutamakan sekolah, kemudian yang lain bisa didelegasikan atau gimana. Ya sediplomatis mungkin tapi realistis.
Ujian tulis prodi, ujian ini susah sekali, mungkin yang pernah di UI akan pernah bertemu dengan soal itu, karena di modul mereka ada model model pertanyaan itu. Dan menurut temen temen, kalaupun soalnya ganti, bentuk bentuknya masih mirip, misal pembahasannya tentang X, mungkin soalnya diganti tapi masih tentang X.
Sedangkan untuk textbook yang dapat dipelajari bisa gropper, sedangkan untuk soal bisa digoogling juga. Kalau mau belajar dari textbook, itu nanti tebal banget, entah itu worth it atau tidak, karena dari pengalaman nanti yang diambil 2 soal. jadi misal belajar dari textbook, boleh saja tapi bakalan banyak banget dan kemana mana pembahasannya, mending baca soalnya, kemudian digali dari mana saja. Karena textbook gizi itu tebal banget, sedangkan soalnya itu sekarang seperti 20 – 25, dan yang terbaru ini essay. Kalau dulu pilihan ganda 40 soal. Ujian tulisnya essay, cth perbedaan BMW dan BMT dengan kriteria WHO, kalau ini kan lumayan panjang, kalau kita di gizi, pakai kriteria asia pasifik, jadi sesuai standar orang asia. Karena kalau WHO, itu untuk orang bule, pasti akan under estimate, karena kita kebanyakan posturnya tidak sebesar orang bule. Lalu tes kesehatan, tes ini standar saja biasa seperti foto toraks, darah, bukti vaksin hepatitis B, dll.
Tipsnya :
Informasi lainnya :
Info terbaru, peminat gizi di FKUI semakin banyak, dengan passing grade 1/3. Kemudian misal dari S2, bukan menjadi prioritas untuk diterima di PPDS. Menurut saya, kalau dari S2 malah bikin capek, karena kita harus SIMAK 2x, untuk S2 dan untuk PPDS. Tapi kalau memang pengen S2 dulu kemudian jadi dosen dulu kemudian ambil spesialis, itu bisa. Cuma nanti kalau kita daftar PPDS setelah kita S2, bedanya di tahap akhir, kita diminta bukan untuk bikin tesis tapi bikin seperti serial kasus. Tapi kalau dari S1 langsung ke spesialis, nanti tahap akhir diminta bikin tesis.
Jarak antara SIMAK ke ujian tulis, kurang lebih 1 bulan, tapi nanti bisa dicari info terbarunya karena bisa jadi sudah berubah. Nanti bisa dihubungi juga kontak personnya, nanti bisa tanya tanya apa saja terkait persyaratan atau timeline. Termasuk ketika konsul misal ada berkas yang telat, nanti bisa disampaikan ke admin.
Sertifikat sertifikat seminar, boleh cantumkan semua yang penting ada satu sertifikat yang berhubungan dengan gizi klinik. Terkait surat rekomendasi balik, rekomendasi balik kalau dari RS swasta, boleh dilampirkan, walaupun yang diprioritaskan sebenarnya dari RSUD, yang penting ada dulu. Kesempatan mencoba mendaftar Gizi Klinik di UI maksimal 2x dan tidak sedang hamil. Lalu di UI ada 2 jalur reguler, PNS dan Non PNS. Jadi ada kuota - kuotanya untuk PNS dan Non PNS, tapi gizi klinik di UI masih cukup fair artinya walaupun statusnya PNS lebih kuat, yang dilihat tetep dari kemampuan kandidat. Artinya penilaian tetep objektif.
Selanjutnya seputar alumni, alumni UI bukan jaminan akan diterima, karena kemarin ada juga alumni UI yang tidak diterima, jadi yang bukan dari UI, silahkan daftar saja, karena walaupun bukan dari UI tetep akan jadi prioritas selama kita punya kualitas yang mereka cari. Kalau kita punya semua yang mereka cari, akan dipertimbangkan. Misal kita kasih rekomendasi semaksimal mungkin, simak kita oke, ujian tulis gk jelek jelek banget. Harusnya bisa.
Alasan kenapa pilih prodi gizi klinik, karena tidak mau yang banyak pressure, yang sampe jaga malam, capek. Kemudian sukanya sama Gizi, karena konteksnya luas banget, jadi mau ngobrol sama siapapun masih nyambung. Sama orang yang tidak ngerti gizi, bisa ngasih edukasi ke siapapun. Ini juga nanti akan ditanya ketika wawancara alasan khusus memilih gizi. Bisa juga disampaikan pengalaman yang berhubungan dengan gizi. Jadi dulu waktu masuk gizi, mikirnya gizi itu simpel gk ribet, tapi ternyata ketika sudah masuk cukup komplek, cukup mengejutkan, tapi seru juga untuk dijalani.
Nanti akan ditanya juga setelah lulus akan kembali kemana, misal ada keinginan punya klinik sendiri, boleh tidak misal disampaikan? Kalau punya pengalaman di klinik kecantikan yang berhubungan dengan estetik, biasanya agak kurang. Dan mereka tidak mau fokus cuma di estetik, misal punya klinik slimming dll, jadi usahakan nanti akan kembali ke instansi daerah. Kalau misal punya klinik, boleh saja tapi mungkin itu sampingan saja. Disarankan agar menjawab akan kembali ke RS. Jangan disampaikan mau punya klinik.
Ada pengalaman juga ada peserta yang ketertarikan di diet tertentu, misal vegan vegetarian atau punya apotik vegan vegetarian, atau diet diet tertentu lah, karena kalau di gizi klinik itu dietnya gizi seimbang sesuai dengan badan internasional dan semua itu gizi seimbang tidak merujuk ke salah satu diet. Jadi usahakan tidak terkait di bidang bidang tertentu.
Selain pertanyaan itu, nanti akan ditanya seputar tanggapan kita, kalau misal punya senior yang melakukan kesalahan terapi sampai mengancam pasiennya, apa yang kita lakukan? Ini mau menilai sikap kita, kalau kita punya integritas, mau dia senior, mau kita apapun, pasti kita akan ngelaporin itu kalau dia kasih terapi salah. Jadi jangan mentang mentang dia senior, kita melindungi kesalahannya dia. Kemudian ada teman satu kelompok, berselisih sampai mengganggu kelompok, apa yang dilakukan? Kemudian self refleksi diri, tentang diri kita sendiri. Nanti ceritakan saja kita seprti apa. Misal wawancranya lewat zoom, mending diketik dulu, kalau belum lancar, jadi latihan untuk menjawab.
Karena kita dokter gizi klinik, nanti pastinya akan berkolaborasi dengan ahli gizi, jadi waktu itu ditanya bagaimana sikap kita pada ahli gizi? Pengalaman dulu yaa disampaikan kalau saya memperlakukan sebagai teman atau partner, yang harus bekerja sama jadi bukan sebagai bawahan. Jadi yang mereka harapkan adalah mereka bukan bawahan kita yang kita bisa suruh2, jadi kita bareng bareng, kerjain sesuatu. Karena dokter gizi dan ahli gizi itu hubungannya seperti, kita bikin plan terapi, misal kita mau kasih energy berapa, protein berapa, karbohidrat dan lemaknya berapa, nanti yang menerjemahkan dalma bentuk makannya, misal mau tumis apa itu kerjaannya ahli gizi, jadi jangan sampai karena kita spesialis dan mereka ahli gizi, ada sikap superioritas dari kita. jadi harus bareng bareng.
Tidak ada jurnal reading atau osce, kemudian ditanya kamu tahu nggak kuliah di gizi ngapain saja? Ditanya juga RS jejaringnya mana saja? Kemudian ditanya juga cara kita mengatur waktu. ini yang perlu diperhatikan, karena ada beberapa ppds yang menjadikan keluarga sebagai alasan, sedangkan kalau kita sudah masuk ppds maka kita harus profesional dengan komitmen. Apa yang dilakukan kalau selama pendidikan, kita down? Jadi bisa disiapkan juga jawaban untuk pertanyaan ini. saran, ya diinget saja perjuangan yang sudah dilakukan termasuk untuk masuk ppds sesusah apa.
Intinya persiapkan semua sebaik mungkin, sedikit saran untuk mendaftar, mending dipersiapkan lebih matang, jadi misal persiapannya masih setengah setengah, mending jangan daftar dulu, sampai kita benar benar siap. Karena kita tidak tahu, peserta lain persiapannya sudah seperti apa, jadi anggap saja yang lain sudah siap.
Berikut adalah poin penting dari Program PPDS Gizi Klinik UI:
6 February 2025
4 February 2025
4 February 2025
Bergabung dengan DokterCares Untuk persiapan PPDS