24 January 2025 • Radiologi Universitas Gajah Mada
Prosedur masuk PPDS Radiologi di Universitas Gajah Mada, kurang lebih sama dengan apa yang ada di website, mulai dari berkas yang perlu disiapkan hingga proses penerimaan selesai. jadi dilengkapi berkasnya (dibikin ceklis) jangan sampe terlewat. Biasanya, setelah lolos pemberkasan nanti akan diinvite ke grup WA dan aka nada tenaga pendidik yang memandu. Adapun yang perlu disiapkan tes AcEPT (Academic English Proficiency Test) dan PAPs (Potensi Akademik Pascasarjana). Tes toefl sendiri yang diterima oleh UGM selain AcEPT juga Toefl ITP. Selanjutnya kita akan bahas untuk berkas yang perlu disiapkan. Salah satu berkas yang bersifat krusial salah satunya yaitu surat rekomendasi dari dokter spesialis radiologi. Sedangkan, surat rekomendasi tempat kembali, tidak harus ada.
Tips, kalau bisa ada surat rekomendasi dari dosen UGM, karena bagaimanapun juga akan lebih enak kalau sudah ada yang kenal dari ugm, tapi apakah itu akan menambah nilai, kita tidak tahu. Semua kembali ke penilaian konsulen. Selain itu, ketika melampirkan surat rekomendasi, sangat disarankan agar surat tersebut yang masuk akal. Artinya, yang memberikan surat tersebut adalah orang atau dokter yang memang mengenal dan mengerti kita. kemudian untuk sertifikat, seperti ACLS, ATLS, dan Hiperkes bukan menjadi syarat ketentuan. Akan tetapi jika pernah mengikuti seminar atau workshop itu akan menjadi nilai plus, sertifikatnya pun boleh dilampirkan, tapi jangan dilampirkan semua, cukup sewajarnya saja, misal 2 -3 sertifikat seminar seminar atau workshop yang pernah diikuti.
Selanjutnya untuk ujian tulis, Ujian tulisnya, yaitu ada ujian CBT dan MMPI, nanti akan ada salah satu tenaga pendidik akan membantu dan memandu kita dalam pengerjaan soal online, biasanya kita menggunakan socrative.com, sebenarnya itu sama dengan ujian CBT pada umumnya, jadi untuk soal yang susah bisa diskip, dan tidak ada pengurangan nilai misal tidak dijawab atau jawabannya salah. Ujian tulis (CBT), 100 soal dalam waktu 2 jam. Ujian soal ini banyak kasus-kasus yang sesuai dengan kompetensi dokter umum. Ketika ujian (jika online), nanti kita diminta untuk menyiapkan 1 laptop yang digunakan untuk ujian dan 1 smartphone untuk akun zoom. Smartphone tersebut nantinya akan digunakan sebagai kamera kedua dibelakang. Jadi nanti akan diminta untuk join 2 akun zoom. Satu untuk di laptop, satunya lagi untuk di smartphone. Dan smartphone itu akan ada dibelakang kita untuk menunjukkan kondisi ruangan yang dipake untuk ujian.
Buku referensi yang digunakan untuk dipelajari ada buku radiologi diagnostic yang diterbitkan oleh UI, buku diagnostic radiology – granger alisson, kemudian buku learning radiology – William Herring. Tips : kalau bisa pilih salah satu atau komitmen dalam satu buku yang memang disukai, mudah dicerna dan dipahami dan yang pasti terpercaya. Tapi itu dipelajari sungguh sungguh dan diserap semua yang ada di buku tsb.
Tips belajar : baca topik yang bener bener bisa dipahami, maksudnya sesuai kompetensi dokter umum, baca dari toraks, abdomen, UG, dan musculoskeletal. Pelajari yang kasus normal seperti apa, dan kasus kasus patologis seperti apa, kemudian pelajari juga tentang radiologi anak, karena radiologi anak ini sering keluar dan sering berubah atau diperbarui soalnya. Yang paling penting belajar dari play in film dari normal radiograf, kemudian kasus kasus umum seperti pneumonia, covid-19 (gambaran di rontgen toraks, apa yang paling spesifik?).
Kalau untuk soal radiologi anak, yang sering keluar hyaline membrane disease, pelajari juga Baby gram, foto toraks anak. Akan tetapi yang paling banyak toraks dan abdomen. Kalau abdomen, yang sering keluar gambaran hirschsprung seperti apa? Gambaran ileus paralitik seperti apa? Ileus letak tinggi letak rendah seperti apa?. Lalu ada juga soal fisika dasar, konsep x-ray apa ya? Kemudian untuk soal Ct-Scan, yang keluar lebih ke pendarahan, seperti subdural hematoma, ICH, subaraknoid, dilihat yang lebih spesifiknya seperti lacunar form, lentiform.
Kenapa ct scan keluar, karena kita sering dapat kasus stroke, sedangkan stroke itu standarnya ct scan, sehingga kita bisa interpretasi itu, lalu seperti subdural hematoma, subaraknoid hematoma. Untuk MRI dan ultrasound gk bakal keluar, yang banyak keluar lebih ke x-ray sama ct scan. Di UGM sendiri tidak ada osce, tapi lebih ke interview. Misal ditanya ini apa (menunjukkan foto), kemudian kita interpretesi sebisanya.
Untuk ujian jurnal, ujian jurnal dapat ketika pertengahan pengumuman lulus verifikasi dan administrasi, akan dikasih 1 jurnal dari bagian radiologi, kemudian diminta untuk ditranslate dan dipresentasikan dalam bentuk video dan dikirimkan ke bagian departemen tenaga pendidikan. Kalau di radiologi ugm, tidak ada batasan berapa kali mencoba. Rumornya, kalau sudah kedua kali, itu akan diprioritaskan, karena itu menunjukkan bahwa kita serius untuk masuk ppds tersebut.
Selanjutnya tentang salah satu ujian yang paling krusial dalam proses penerimaan mahasiswa ppds radiologi, yaitu ujian wawancara. Ujian wawancara ppds radiologi di UGM, calon residen akan diwawancarai oleh semua staf baik dokter spesialis atau konsulen. Cuma kabar terbaru, isunya wawancara akan dibagi per kelompok, dalam satu kelompok ada sekitar 6 – 7 konsulen. Setiap konsulen punya cara sendiri dalam melakukan wawancara, ada beberapa yang tanya tentang basic pelajaran, kadang ditanya, udah nyiapin apa aja untuk masuk ke UGM ? lalu akan ada pertanyaan random, misal bisa baca foto ini nggak kalau ada pneumonia atau kasus lainnya? Setelah kita jawab, biasanya akan ada akan ada pertanyaan lanjutan seperti, gambaran spesifik pneumonia apa ya?
Kadang ada juga konsulen yang iseng tanya tentang basic anatomi. Sebagai catatan, kita juga harus menyiapkan kemahiran dalam membaca jurnal dan bahasa inggris, karena akan ada konsulen yang memang menyiapkan soal dalam bahasa inggris, kemudian kita harus translate dan menjawab soal tersebut. kemudian akan ditanyain juga tentang basic basic tentang teknologi alat yang dipake seperti MRI (konsepnya seperti apa) atau ultrasound (konsepnya apa?). Semua itu ada di buku radiologi diagnostic UI (disana dijelaskan semua tentang basic alat dan basic radio fisikanya). Kemudian ada konsulen yang suka tanya, code blue, basic basic emergency, sebagai dokter umum kita pasti tahu kalau untuk emergency, misal ada heart attack, cardiac arrest, apa yang harus dilakukan.
Ketika ujian wawancara, nanti ada juga konsulen yang bertanya tentang kemahiran kita dalam mengoperasikan komputer atau software. Misal, cara menyambungkan komputer ke proyektor. Selain itu, pertanyaan yang umumnya ditanyakan diantaranya :
Selain 4 pertanyaan tersbut, yang bakalan ditanya adalah hobi. Hobi itu penting banget, karena hobi mejadi gambaran untuk konsulen untuk mengenal kita. karena kita gk semata mata untuk kuliah, tapi kita juga akan hidup dan bekerja bareng disana. Jadi selain persiapan teori, non teori dan hubungan intra personal juga diperlukan. Pertanyaan yang bersifat personal lainnya, biasanya ditanya tentang background, keluarga (seperti, bagaimana hubungan kita dengan keluarga?), dan pertanyaan seputar finansial. Hal ini untuk mengetahui keseriusan kita dengan persiapan residensi. Karena untuk residensi kita kan butuh biaya untuk sekolah. Konsulen akan bertanya, ada tabungan nggak, atau ada yang membiayai baik dari orang tua atau mertua atau keluarga, atau memang ada tugas belajar.
Pertanyaan personal lainnya, kadang ada yang diminta untuk bernyanyi, ada yang ditanya untuk hobinya juga. Ketika menjawab, harus jujur. Karena kadang akan ditanya lebih mendalam terkait hobi tersebut. hal ini dilakukan juga untuk mencari bakat dari residen, karena kadang ada juga lomba yang diadakan oleh ugm sendiri. Satu hal yang perlu diperhatikan dan paling penting ketika interview, kita harus bener bener jelas, sopan, humble, dan yang pasti jujur ketika menjawab pertanyaan - pertanyaan dari konsulen, jangan terlalu serius, boleh humoris tapi jangan terlalu. Tetap sopan, asik, dan santai, lugas dan confident dalam wawancara. Wawancara itu gak susah, Cuma mengatur diri untuk menjadi orang yang confident, jadi dilatih lagi. Persiapkan mental, waktu dan kesehatan. Kemudian, selama wawancara walaupun (misal) via online, maka harus disamakan dengan kalau ketemu langsung jadi harus rapi juga.
Catatan : terkait tempat kembali setelah lulus ke kota besar (misal, Yogyakarta, Solo, semarang, dll), bukan menjadi penentu. Begitu juga, kiriman daerah untuk tugas belajar, seperti PNS atau non PNS, apakah peluangnya lebih besar untuk masuk? Jawabannya, tidak. Artinya untuk bobot penilaian yang menjadi patokan dalam penerimaan, tetap ujian tulis CBT, wawancara, background pendidikan sebelumnya. Jadi sifatnya objektif ke hasil ujian yang sudah dilalui. Terakhir, selama residen tidak boleh sebagai klinisi, karena harus mengurus STR dan SIP khusus PPDS, misal ketahuan itu bisa jadi dikeluarkan. Akan tetapi misal ada usaha atau bisnis, itu diperbolehkan.
Gambaran dunia residensi radiologi di UGM
Di UGM, setelah dinyatakan lulus atau diterima, untuk R1 biasanya ada master degree di awal MS PPDS. MS PPDS sendiri di UGM ada di prodi Radiologi, Pediatri, Saraf dan Patologi Klinik. Akan tetapi kalau sudah master degree, biasanya akan ditanyakan, mau nggak misal MS lagi? Jika tidak berkenan bisa disampaikan Jika diperbolehkan boleh langsung ppds. Kalau R1 ada MS, kalau di R2 akan dibagi per stase, stase toraks, abdomen, muskulokeletal, kepala, dll. Ketika jadi junior, biasanya berada di stase stase foto polos, belum masuk CT - Scan, USG, MRI atau Kedokteran Nuklir. Jadi lebih ke baca foto polos, lau akan kerja di ruang residen kalau misal kita di stase toraks dan musculoskeletal, dan melakukan pelayanan terhadap foto foto polos. Ada juga stase tindakan yaitu stase gastro, kalau stase ini ada colon in loop, fistulografi, dakrio. Sedangkan stase gastro entero ada tindakannya, jadi kita harus masukin bahan kontras, baik dari fistula atau dari duktus koledokus. Kalau stase uro, kita masukkan kontras melalu urogenital.
Untuk keseharian, morning report setiap jam 7 – 9, kemudian kegiatan ilmiah diawali dengan laporan jaga, jadi ngelihat kasus kasus menarik dari yang jaga malam. Dipilih kasus kasus menarik, mungkin 2 – 3 kasus kemudian kita saling berargumentasi (diskusi). Setelah selesai morning report, selain laporan jaga ada juga kegiatan ilmiah, membuat slide presentasi tentang textbook atau tentang jurnal yang sedang dibaca dan itu akan menjadi syarat untuk lulus radiologi ugm, jadi harus bisa baca jurnal, biasanya sharing di ilmiah pagi kemudian masuk stase dari jam 8 pagi sampe dengan malam hari. Tergantung lagi stase apa. Kalau stase toraks, cukup rame, biasanya jam stase sampe jam 9 malam untuk gantian dengan yang jaga malam. Residen mulai jaga malam setelah 5 stase.
Nanti akan ada ujian per stase. Kalau dulu, ujian stase per 3 bulan. Sedangkan yang terbaru, dari tenaga pendidik menawarkan agar ujian stase per bulan. Di UGM tidak ada syarat publikasi untuk lulus. Akan tetapi, ada syarat case report 3, kemudian jurnal reading dengan 9 jurnal. Untuk jurnal reading nanti ada pembimbingnya, kemudian kita mempresentasikan ke semua residen. Kalau untuk case report kita ikut ke seminar seminar, kita presentasi tentang case report yang kita submit. Selain itu ada syarat thesis, kalau non MS, Thesisnya 1. Kalau sama MS, thesisnya 2 (1 thesis ketika MS, 2 thesis kelulusan ppds radiologi.
6 February 2025
4 February 2025
4 February 2025
Bergabung dengan DokterCares Untuk persiapan PPDS